Sleman (ANTARA) - Kepolisian Resor Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian khusus terhadap maraknya aksi "klithih" atau kejahatan jalanan yang dilakukan remaja atau kelompok pelajar pada malam hari, termasuk aksi penganiayaan dan perusakan yang dilakukan oleh gerombolan remaja pada Sabtu (4/1) di warung penyetan di Jalan Condongcatur dan Jalan Moses Gatotkaca, Caturtunggal.
"Kami memberikan perhatian khusus dan melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Termasuk jika para pelaku itu masih di bawah umur. Kalau tegas ya kami pasti tegas," kata Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah di Sleman, Senin.
Menurut dia, jika pelaku "klithih" merupakan pelajar atau mereka yang masih di bawah umur ada mekanisme tersendiri.
Merujuk pada Pasal 1 angka 7 UU 11/2012, pengertian diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.
Lalu, Pasal 5 ayat (3) menegaskan "dalam Sistem Peradilan Pidana Anak wajib diupayakan diversi".
"Jangan sampai dalam menangani kasus tersebut justru kami yang melanggar aturan karena tidak sesuai tupoksi," katanya.
Ia mengatakan, kasus tersebut saat ini ditangani oleh Polres Sleman dan akan segera melakukan penyelidikan agar kasus yang meresahkan masyarakat tersebut bisa terungkap.
"Mudah-mudahan yang ini segera bisa ditangkap agar bisa terungkap," katanya.
Rizky mengatakan, saat ini baru pemilik warung yang melaporkan kejadian ke polisi. Sedangkan korban pembacokan di Jalan Moses Gatotkaca belum ada laporan polisi yang masuk.
"Korban kami datangi untuk buat laporan, ini sebagai dasar kami untuk lidik dan sisik," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga tidak akan menerapkan jam malam agar tidak membuat masyarakat resah.
"Kami mengimbau orang tua agar mengawasi jika anaknya keluar pada malam hari. Kemudian mengontrol apalagi kalau sudah larut malam tidak pulang ke rumah," katanya.
Polres Sleman, kata dia, akan lebih fokus dalam mengungkap kasus "klithih". Pemetaan terkait wilayah yang rawan terjadi aksi "klithih" juga sudah dilakukan.
"Kami sedang proses untuk memperbarui data wilayah rawan 'klithih'," katanya.
Ia mengatakan, guna mencegah dan mengantisipasi tindak "klithih" di kalangan pelajar, polisi selama ini sudah mempunyai program. Yakni program satu sekolah dua polisi untuk lebih meningkatkan penyuluhan kepada siswa.
"Tidak hanya penegakan hukum, tapi kami juga akan meningkatkan lagi upaya preventif dan preemtif," katanya.
Berita Lainnya
Bawalu Sleman awasi potensi petahana kampanye terselubung pada masa tenang
Senin, 25 November 2024 14:20 Wib
DPK Sleman terus tumbuhkan budaya literasi di masyarakat
Senin, 25 November 2024 13:05 Wib
Polresta Sleman meningkatkan pengawasan di 16 TPS rawan tingkat tinggi
Senin, 25 November 2024 10:58 Wib
Mendag meninjau SPBU di Sleman yang merugikan konsumen Rp1,4 miliar
Senin, 25 November 2024 9:24 Wib
Kampanye hari terakhir, Kustini-Sukamto Siap berjuang membangun Sleman untuk rakyat
Sabtu, 23 November 2024 19:31 Wib
Relawan Barisan 1912 tetap solid mendukung paslon nomor urut 2 Harda-Danang
Sabtu, 23 November 2024 17:37 Wib
Ratusan atlet E-Sport Sleman di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
Sabtu, 23 November 2024 17:25 Wib
Pjs Bupati sebut Praja Bakti Akmil bantu percepatan pembangunan di Sleman
Sabtu, 23 November 2024 12:16 Wib