Jakarta (ANTARA) - Kantor Riset Ekonomi Makro ASEAN+3 (AMRO) menilai sejumlah langkah kebijakan Indonesia untuk menahan tekanan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar tetap penting, sejalan dengan masih tingginya risiko inflasi dan aliran modal.
"Pada saat yang sama, bank sentral harus siap melakukan kebijakan moneter untuk mempertahankan momentum pemulihan jika keseimbangan risiko condong ke arah perlambatan global yang tajam," kata Kepala Ekonom AMRO Sumio Ishikawa dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
AMRO mendukung penyesuaian yang berkelanjutan dari bauran kebijakan otoritas di Indonesia sebagai respons terhadap perubahan perkembangan domestik dan eksternal, seperti resesi ekonomi global, inflasi yang tinggi, dan kenaikan suku bunga kebijakan oleh bank sentral negara maju.
Ia berpendapat dukungan kebijakan Indonesia yang ditargetkan dapat disempurnakan. Selain program penjaminan kredit dan subsidi bunga untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah ada, pembukuan yang lebih baik harus meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan bank.
Inklusi keuangan dapat diperkuat melalui perusahaan teknologi finansial (fintech) seiring dengan upaya meningkatkan literasi keuangan dan digital. Karena program restrukturisasi pinjaman telah diperpanjang hingga Maret 2024 untuk UMKM dan sektor tertentu, bank harus didorong untuk melanjutkan program secara hati-hati hanya untuk peminjam yang layak.
Sementara, ruang fiskal dapat dibangun kembali lebih lanjut dengan menerapkan langkah-langkah berbasis pendapatan. Secara khusus, pemerintah harus terus melaksanakan paket reformasi pajak 2021.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AMRO: Kebijakan RI tahan inflasi dan jaga stabilitas rupiah penting