CEO: Jogjakita bukan aplikasi ojek online

id jogjakita

CEO: Jogjakita bukan aplikasi ojek online

Pengemudi Jogjakita mengantarkan pelanggan (ANTARA/HO-Jogjakita)

Yogyakarta (ANTARA) - CEO Jogjakita Ahmad Mirza Alif Syahrial menegaskan perusahaannya bukan aplikasi ojek online, tetapi aplikasi On Demand Services di mana merchant maupun pengguna bisa berbagi konten seperti halnya di media sosial.

"Jogjakita bukan aplikasi ojek online, tetapi aplikasi On Demand Services alias apa saja ada di Jogjakita. Ojek online ada, tetapi seperti di tiktok, di Jogjakita semua bisa berbagi konten, dan konten yang ditampilkan di feed akan berbasis lokasi sehingga bisa langsung klik beli pakai ojek Jogjakita," kata Mirza di Kotagede Yogyakarta, Selasa (16/5).

Menurut dia, semua bisa berbagi konten di Jogjakita. Artinya baik user, merchant, maupun pengojek online-nya, semua bisa membagikan kontennya -dalam bentuk video ke aplikasi.

Bagi user yang sedang melihat, feed yang ditampilkan akan berbasis lokasi sehingga jika ada konten jualan merchant yang lewat di feed, user bisa langsung membelinya dengan ongkos ojek yang murah.

"Semua barang ada, nggak cuma food, ojek online, dan konten berbasis lokasi, tetapi ada pembeda penting dari Jogjakita dengan apps ojol atau medsos lainnya adalah semua konten dan produk yang dijual di Jogjakita khusus produksi orang-orang dan tentang Yogyakarta. Jogjakita dibikin dari dan untuk keistimewaan Yogyakarta," kata Mirza.

Jadi, di aplikasi Jogjakita tidak hanya makanan yang bisa dijual atau dibeli, melainkan kos-kosan, motor, handphone, baju, apa saja jika memang dijual di Yogyakarta bisa dijual atau dibeli di Jogjakita.

"Visi Jogjakita adalah untuk keistimewaan Yogyakarta. Jogjakita aplikasi yang hanya melayani orang Yogyakarta. Tidak mau jadi aplikasi nasional, sebaliknya kita mau orang dari seluruh Indonesia bisa beli barang asli Yogyakarta lewat aplikasi Jogjakita," kata Mirza.

Ia mengatakan Jogjakita di fase selanjutnya yang direncanakan dimulai tahun depan, akan bekerja sama dengan jasa kurir dan ekspedisi sehingga orang dari mana saja bisa beli barang-barang produksi penduduk Yogyakarta.

Saat ini Jogjakita memiliki 6 ribu driver dan 7 ribu merchant. Sedangkan alat pembayaran bisa menggunakan semua channel pembayaran seperti tunai, gopay, ovo, shopee pay, dana, QRIS, dan bahkan paylater pun bisa.

"Kita percaya ketika kita mendanai sendiri pengembangan aplikasi kita, maka Jogjakita akan bisa mengejar visinya sebagai aplikasi istimewa dari dan untuk kota istimewa Yogyakarta. Hal ini harus dijaga dengan penuh kesabaran," kata Mirza.