JogjaKita biarkan driver rasakan penghasilan sebelum beli atribut

id JogjaKita,Ojek online,Driver,Kota Yogyakarta

JogjaKita biarkan driver rasakan penghasilan sebelum beli atribut

Driver ojek online JogjaKita bersemangat melayani transportasi bagi masyarakat dan wisatawan Yogyakarta. (ANTARA/HO-Humas JogjaKita)

Yogyakarta (ANTARA) - JogjaKita yang beroperasi di Kota Yogyakarta memberikan masa trial kepada driver baru diperbolehkan langsung on-bid untuk merasakan sendiri apakah pendapatan yang dihasilkan benar-benar layak sebelum memutuskan membeli atribut resmi.

Di tengah praktik perekrutan driver ojek online yang kerap disorot karena dianggap lebih dulu “jualan atribut”, JogjaKita memilih jalur yang berbeda—dan bagi sebagian driver, ini terasa seperti tamparan telak bagi pola lama industri.
Alih-alih mewajibkan pembelian jaket dan atribut sejak awal pendaftaran, JogjaKita justru memberikan masa trial kepada driver baru. Dalam periode ini, driver diperbolehkan langsung on-bid untuk merasakan sendiri apakah pendapatan yang dihasilkan benar-benar layak sebelum memutuskan membeli atribut resmi.


Kebijakan ini langsung memicu perbincangan di kalangan driver. Pasalnya, tak sedikit pengemudi yang mengaku pengalaman awal bergabung di platform lain justru dimulai dengan pengeluaran, bukan penghasilan.

“Biasanya belum jalan sudah keluar uang. Di sini malah disuruh cari uang dulu,” ujar salah satu driver baru.

Menurut beberapa driver, masa trial tersebut menjadi pembeda yang signifikan. Pendapatan yang diperoleh selama trial bahkan disebut cukup untuk menjadi modal membeli atribut, bukan sebaliknya.
“Kalau hasilnya ada, beli atribut itu keputusan sendiri, bukan kewajiban,” kata driver lainnya.
Pihak JogjaKita menyebut kebijakan ini sebagai bentuk keberpihakan pada mitra, bukan gimmick perekrutan.

“Kami ingin driver merasakan dulu sistem dan orderan. Kalau memang cocok dan menghasilkan, atribut akan dibeli dengan kesadaran, bukan paksaan,” ujar perwakilan manajemen JogjaKita Andri Setiawan.

Pengamat ekonomi digital menilai pendekatan ini berpotensi menggeser persepsi lama di industri ride-hailing, di mana risiko awal kerap dibebankan ke driver.
“Trial berbasis pendapatan adalah kritik diam-diam terhadap model bisnis yang menempatkan atribut sebagai gerbang masuk,” ujarnya.

Dengan tren pendaftaran driver yang terus bertambah, JogjaKita dinilai sedang membangun narasi baru: bukan seragam yang dijual, tapi kesempatan untuk hidup dari hasil kerja yang nyata.

Di saat banyak driver mulai lebih kritis memilih platform, kebijakan ini mempertegas satu pesan kepercayaan tidak dibangun dari atribut, melainkan dari penghasilan yang benar-benar bisa dirasakan.

Pewarta :
Editor: Sutarmi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.