PKB berpeluang gabung koalisi capres Ganjar
Jakarta (ANTARA) -
Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat mengatakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih berpotensi bergabung dengan koalisi pemenangan Ganjar Pranowo.
"Koalisi pemenangan Ganjar Pranowo masih terbuka lebar karena hingga kini PDIP sendiri belum mengumumkan nama cawapres," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Yayan menjelaskan PKB representasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam tubuh nasionalis. Kedua partai itu, kata dia, sudah menjalin hubungan yang panjang pada dua kali pemilu sebelumnya.
PKB dan Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mengusung Prabowo Subianton sebagai bakal calon presiden (bacapres). Sementara, PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
Kedua bacapres dan koalisi pengusung sampai saat ini belum mengumumkan siapa bakal cawapres. Tetapi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar digadang-gadang akan mendampingi Prabowo Subianto.
Menurut dia, Prabowo tampaknya masih ingin menimbang-nimbang kekuatan elektoral, jika dirinya disandingkan dengan Cak Imin, mengingat elektabilitasnya yang masih sangat rendah.
"Di tengah kebuntuan tersebut, PDIP terus berupaya menggoda PKB masuk ke gerbong pemenangan Ganjar Pranowo," ungkapnya.
Pada 6 Juli 2023 PDIP dan PKB melakukan komunikasi melalui pimpinan fraksi DPR di Senayan yang spesifik membahas Pilpres 2024.
Dia mengungkapkan terhambatnya komunikasi antara Prabowo-Cak Imin berbanding terbalik dengan keintiman yang diperlihatkan Prabowo dan Presiden Joko Widodo.
Menurut Yayan, terlihat adanya kecenderungan Joko Widodo (Jokowi) yang semakin dekat dengan Prabowo Subianto. Dalam dua bulan terakhir tercatat setidaknya lima kali pertemuan pribadi antara keduanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TSRC: PKB masih berpotensi gabung di koalisi pemenangan Ganjar
Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat mengatakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih berpotensi bergabung dengan koalisi pemenangan Ganjar Pranowo.
"Koalisi pemenangan Ganjar Pranowo masih terbuka lebar karena hingga kini PDIP sendiri belum mengumumkan nama cawapres," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Yayan menjelaskan PKB representasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam tubuh nasionalis. Kedua partai itu, kata dia, sudah menjalin hubungan yang panjang pada dua kali pemilu sebelumnya.
PKB dan Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mengusung Prabowo Subianton sebagai bakal calon presiden (bacapres). Sementara, PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
Kedua bacapres dan koalisi pengusung sampai saat ini belum mengumumkan siapa bakal cawapres. Tetapi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar digadang-gadang akan mendampingi Prabowo Subianto.
Menurut dia, Prabowo tampaknya masih ingin menimbang-nimbang kekuatan elektoral, jika dirinya disandingkan dengan Cak Imin, mengingat elektabilitasnya yang masih sangat rendah.
"Di tengah kebuntuan tersebut, PDIP terus berupaya menggoda PKB masuk ke gerbong pemenangan Ganjar Pranowo," ungkapnya.
Pada 6 Juli 2023 PDIP dan PKB melakukan komunikasi melalui pimpinan fraksi DPR di Senayan yang spesifik membahas Pilpres 2024.
Dia mengungkapkan terhambatnya komunikasi antara Prabowo-Cak Imin berbanding terbalik dengan keintiman yang diperlihatkan Prabowo dan Presiden Joko Widodo.
Menurut Yayan, terlihat adanya kecenderungan Joko Widodo (Jokowi) yang semakin dekat dengan Prabowo Subianto. Dalam dua bulan terakhir tercatat setidaknya lima kali pertemuan pribadi antara keduanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TSRC: PKB masih berpotensi gabung di koalisi pemenangan Ganjar