"Ngaran Kite Festival" mengajak kaum muda turun ke sawah merawat tradisi

id Ngaran Kite Festival ,Dinas Pariwisata DIY ,Festival layang-layang ,Kabupaten Sleman ,Sleman

"Ngaran Kite Festival" mengajak kaum muda turun ke sawah merawat tradisi

Peserta sedang memainkan layang-layang pada "Ngaran Kite Festival" tahun 2023 yang berlangsung di area persawahan Padukuhan Ngaran, Seyegan, Kabupaten Sleman, Minggu (10/9/2023). ANTARA/HO-Dinas Pariwisata Sleman

Sleman (ANTARA) - Agenda wisata Ngaran Kite Festival tahun ini kembali digelar di area persawahan Padukuhan, Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 9 dan 10 September untuk mengajak generasi muda turun ke sawah dan menerbangkan layang-layang.

"Gelaran yang masuk dalam 'Calendar of Event' Dinas Pariwisata DIY dan 'Sleman Creative Week #3' ini mengangkat tema Akar Tumbuh Budaya Tangguh," kata Ketua Pelaksana Ngaran Kite Festival Aris Riyanto di Sleman, Minggu.

Menurut dia, Ngaran Kite Festival tahun ini juga menampilkan berbagai jenis layang-layang dari para peserta yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo dan lainnya.

"Festival tahun ini dikemas dengan sangat variatif. Tidak hanya pertunjukan dan kompetisi layang-layang, ada juga berbagai kegiatan lainnya seperti seni budaya, kreativitas yang menarik dan banyak lagi," katanya.

Ia mengatakan, selain kompetisi layangan, terdapat juga sejumlah kegiatan lainnya yang melibatkan warga sekitar. Seperti workshop, pentas seni dan budaya, gerai UMKM, edukasi plastik dan lainnya.

"Festival ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya layang-layang sebagai permainan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang Indonesia. Selain itu acara ini juga sebagai wadah bagi para penggemar layang-layang untuk berkumpul dan berbagi minat mereka," katanya.

Aris mengatakan, kehadiran Festival Layang-Layang Ngaran ini juga untuk mengajak generasi milenial untuk kembali ke sawah. Dimana saat ini generasi muda semakin jarang atau hampir tidak ada yang mau turun ke sawah.

"Generasi sekarang cenderung tidak mau ke sawah. Jadi, kita menggunakan media layangan ini untuk mengenalkan sawah. Dimulai dengan main-main ke sawah dulu, baru mereka akan mulai tertarik ternyata tanaman padi dan tanaman lain itu masih banyak dan perlu dilestarikan," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia adalah negara agraris yang besar namun semakin hari lahan persawahan semakin berkurang dampaknya perubahan yang signifikan terhadap lingkungan.

"Petani semakin berkurang, lahan persawahan juga semakin bergeser menjadi gedung atau perumahan. Karena sawah jangan sampai menghilang karena sawah sejati salahsatu jantung perekonomian dan sawah juga adalah sarana kita bermain serta belajar tentang kehidupan," katanya.

Sepanjang festival, kata dia, pengunjung berkesempatan menyaksikan pertunjukan layang-layang yang menakjubkan dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Festival ini juga menyelenggarakan berbagai lokakarya yang mengundang seluruh masyarakat untuk berpartisipasi.

"Kami sangat bersemangat untuk kembali menghadirkan festival layang-layang ini. Tidak sekadar perayaan terbang layang-layang, tetapi juga sebagai pengingat akan warisan budaya kita serta nilai-nilai persatuan dan kemasyarakatan. Itulah makna Akar Tumbuh Budaya Tangguh," katanya.

Ia mengatakan, festival merupakan acara pariwisata tahunan Padukuhan Ngaran, Margokaton, Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY yang merayakan kekayaan tradisi terbang layang-layang.

"Tujuannya adalah untuk melestarikan warisan budaya sekaligus menyediakan platform yang menarik dan mendidik bagi penduduk lokal, wisatawan, dan penggemar layang-layang dari semua lapisan masyarakat," katanya.
Peserta sedang memainkan layang-layang pada "Ngaran Kite Festival" tahun 2023 yang berlangsung di area persawahan Padukuhan Ngaran, Seyegan, Kabupaten Sleman, Minggu (10/9/2023). ANTARA/HO-Dinas Pariwisata Sleman
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024