PBB diminta tekan lebih keras Junta Militer Myanmar

id Myanmar,ASEAN,PBB

PBB diminta tekan lebih keras Junta Militer Myanmar

Arsip - Meja kosong kepala negara Myanmar pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/5/2023). POOL/ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.

New York (ANTARA) - Ketua delegasi Myanmar untuk PBB menyerukan tekanan lebih besar guna menghentikan "kekejaman militer" yang dilakukan junta militer di tanah airnya, sebagai tanggapan atas kecaman ASEAN terhadap junta setelah pertemuan puncaknya pada awal bulan ini.

"Sejujurnya, ini masih belum memenuhi harapan kami," kata Dubes Kyaw Moe Tun dalam wawancara baru-baru ini dengan Kyodo News, merujuk pada pernyataan terbaru mengenai Myanmar oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tersebut.

Kyaw Moe Tun ditunjuk sebagai Dubes Myanmar untuk badan dunia tersebut di New York sekitar tiga bulan sebelum militer mengambil alih kekuasaan di negara Asia Tenggara tersebut pada 1 Februari 2021.

Kyaw Moe Tun tetap menjabat meski ada upaya junta untuk memecatnya.

Naypyitaw memberitahu PBB tentang rencana untuk menggantikan dirinya setelah kudeta.

Namun, selama dua tahun terakhir, Majelis Umum PBB mengizinkan Kyaw Moe Tun untuk terus menghadiri pertemuan atas nama negaranya sambil menunda keputusan apakah akan mengakreditasi perwakilan junta Myanmar.

Kyaw Moe Tun mengaku mewakili negara Asia Tenggara tersebut dalam konsultasi terus-menerus dengan kepemimpinan sipil bayangan, Pemerintah Persatuan Nasional.

“Kami berpikir bahwa negara-negara anggota ASEAN dapat mengambil tindakan yang kuat dan bersatu melawan militer… tetapi hal itu belum terjadi,” katanya dengan merujuk situasi kemanusiaan di negaranya.

Pernyataan blok beranggotakan 10 negara tersebut menegaskan “kurangnya kemajuan substansial” dalam penerapan rencana perdamaian konsensus lima poin yang disepakati antara pemerintah pimpinan militer Myanmar dan negara-negara ASEAN lainnya pada tahun 2021, dan mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer.

Pada KTT tersebut, negara-negara anggota sepakat bahwa ketua ASEAN saat ini, sebelumnya, dan yang akan datang akan bekerja sama untuk menangani junta Myanmar.

Kyaw Moe Tun memuji langkah tersebut karena memberikan “kesinambungan” dalam mengatasi masalah Myanmar.

Utusan Myanmar untuk PBB tersebut, yang mengkritik tindakan kekerasan dan penindasan yang dilakukan junta terhadap rakyat Myanmar, telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

Sumber: Kyodo-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Utusan Myanmar untuk PBB serukan tekanan lebih besar terhadap junta
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024