Suara Prabowo-Gibran naik 9,7 persen

id Lembaga Survei Indonesia,LSI,Kiki Rizki Yoctavian,Prabowo-Gibran,Pemilu,Pilpres

Suara Prabowo-Gibran naik 9,7 persen

Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyapa para pendukungnya di dalam satu kesempatan beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Tim Prabowo-Gibran)

Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik sekaligus pendiri Pusat Studi untuk Demokrasi Kiki Rizki Yoctavian menyoroti kenaikan 9,7 persen suara pasangan Prabowo-Gibran, berdasarkan hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, Kiki mengatakan survei LSI itu menyatakan pasangan Prabowo-Gibran meningkat hingga 45,6 persen pada 10 Desember 2023, unggul dibandingkan dua pasangan calon lain peserta Pilpres 2024. Sementara, pada survei yang sama di Oktober 2023, LSI mendapati elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 35,9 persen.

"Jika dihitung dan dibandingkan sejak 22 Oktober hingga 10 Desember atau 48 hari, maka survei LSI untuk Prabowo naik hingga mencapai 9,7 persen. Jika angka tersebut dikonversi dengan jumlah suara dengan basis data pemilih tetap (DPT) 204 juta, maka itu senilai dengan 19,8 juta suara. Jadi suara Prabowo bertambah 19,8 juta hanya dalam 48 hari atau rata rata tiap hari tambah 416 ribu," jelasnya.

Dia berpendapat, jika survei LSI itu dianggap suatu kebenaran, maka pertanyaannya adalah bagaimana Prabowo bisa mendapatkan tambahan 416 ribu suara setiap hari. Kiki pun mempertanyakan isu apa yang mampu membuat dalam 48 hari ada 19,8 juta suara pindah ke Prabowo.

"Mesin dari Bong bong, mesin Mossad, CIA atau KGB pun rasanya gak mampu membuat pergeseran suara sebesar itu,” ujarnya.

Dia mencoba membandingkan raihan pasangan Prabowo-Gibran dengan pasangan lainnya Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Menurut dia, kesalahan besar apa yang dilakukan Ganjar, siapa yang dihina atau dinistakan Ganjar sehingga ada kemuakan luar biasa yang membuat 19,8 juta suara pindah ke Prabowo.

Bahkan, kata dia, kalau digunakan Pilkada DKI sebagai perbandingan, maka tuduhan penistaan agama dan diiringi Demo berjilid-jilid saja, tidak mampu menggeser suara sebesar dan secepat itu.

“Sebaliknya kebaikan semulia apa yang dilakukan oleh Prabowo Gibran atau Jokowi sekalipun sehingga dalam 48 hari tiap hari rata rata 416 ribu suara pindah ke Prabowo," katanya menegaskan.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat soroti kenaikan 9,7 persen suara Prabowo-Gibran