Pesona Maratua, surga biota laut di kawasan terluar Indonesia

id Pulau Maratua, surga, biota laut, terluar, NKRI

Pesona Maratua, surga biota laut di kawasan terluar Indonesia

Maratua, surga bagi para penyelam dengan suguhan biota laut yang unik dan menarik. ANTARA/HO-Dok IG pulaumaratua

Samarinda (ANTARA) - Maratua, salah satu gugusan Kepulauan Derawan di kawasan terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), merupakan surga tersembunyi yang menawarkan keindahan alam dan budaya yang memukau. Pulau ini menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari mancanegara, untuk menikmati pesonanya.

Duta Besar Slovakia untuk Indonesia pada 2021, Jaroslav Chlebo, terkesan dengan keindahan objek wisata Maratua saat berkes
mengunjungi Kalimantan Timur.

Maratua memiliki potensi alam yang luar biasa, seperti hutan mangrove, hutan tropis, danau air tawar, serta perairan yang kaya akan biota laut. Pulau ini juga memiliki pantai berpasir
putih yang indah serta perairan yang jernih dan biru.

Pulau Maratua, yang juga disebut sebagai Maladewa atau Maldives-nya Indonesia, merupakan bagian dari wilayah Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Pulau berbentuk kecil panjang dan lengkung tajam ini berada di sebelah selatan dari Kota Tarakan dengan koordinat 2° 15′12″ LU, 118° 38′41″ BT (di bagian batas luarnya). Di pulau ini
terdapat Danau Haji Buang dan Danau Tanah Bamban.

Tak jauh dari Pulau Maratua terdapat pulau yang tak kalah menarik dalam satu gugusan, yakni Pulau Kakaban. Pulau ini merupakan rumah bagi empat spesies ubur-ubur tidak
menyengat, yaitu ubur-ubur kotak, ubur-ubur bulan, ubur-ubur kembang api, dan ubur-ubur terbalik.

Ubur-ubur ini hanya dapat ditemukan di dua tempat di dunia, yaitu Pulau Kakaban dan Kepulauan Micronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.

Destinasi wisata lainnya yang punya pesona unik di sekitar Maratua adalah Pulau Sangalaki. Pulau ini merupakan kawasan konservasi penyu yang menjadi tempat bertelur, menetas, dan
dilepasliarkan penyu-penyu liar.

Wisatawan dapat menyaksikan proses tersebut secara langsung, serta melakukan snorkeling atau menyelam (diving) untuk melihat terumbu karang dan ikan-ikan menawan di perairan sekitar pulau.

Terdapat tujuh dari sekian banyak pilihan yang memiliki daya pikatnya tersendiri seperti Jetty Dive, Turtle Traffic, Mid Reef, Eel Garden, Hanging Garden, Cabbage Garden, dan The
Channel Spot.

Pada area Jetty Dive Spot, dengan kedalaman 10-25 meter, penyelam akan disuguhi biota laut berupa udang harlequin, ikan mandarin, gurita biru, dan terumbu karang raksasa.

Begitu juga di area Turtle Traffic spot, dengan kedalaman 5-15 meter, biota laut yang terpampang ialah penyu hijau, penyu sisik, lobster, belut moray, terumbu karang. Di area Mid Reef, terdapat hiu thresher, nurse shark, sekawanan penyu, ikan pari, hawkfish, dan kuda laut.

Kemudian di spot Eel Garden, tersaji pemandangan biota belut laut, ikan tuna spanyol, ikan barakuda, serta berbagai jenis terumbu karang. Di area yang lebih dalam, dinamakan Hanging Garden, terpampang biota laut berupa terumbu karang black coral trees, kawanan penyu, dan hiu.

Penyelam di sekitaran Pulau Maratua juga disajikan pemandangan penyu hijau yang merupakan biota yang langka dan dilindungi. ANTARA/HO-Wiwin Sugandi

Area menyelam lain, seperti Cabbage Garden, penyelam akan menemukan biota laut berupa Ikan-ikan kecil lucu dan juga penyu. Area paling menantang adalah pada spot The Channel,
dengan kedalaman 30-40 meter, namun penyelam akan menemukan biota laut hiu kepala martil, hiu abu-abu, dan hiu moncong putih.

Selain itu, di sekitar Maratua juga memiliki berbagai destinasi wisata alam lainnya yang tak kalah indah, seperti Pulau Derawan, Teluk Harapan, Teluk Alulu, danau Haji Buang, Danau
Labuan Cermin, serta gua-gua karst.

Dari Maratua ke Pulau Kakaban relatif dekat, hanya sekitar 30 menit. Juga ke Pulau Sangalaki, kurang lebih 30 menit juga, kecuali ke Pulau Derawan, sekitar 1 jam.

Tren wisatawan ke Pulau Maratua semakin meningkat. Dalam 3 tahun terakhir saja, dari tahun 2021 (masa COVID-19) tercatat 4.900 pengunjung, dan tahun 2022 meningkat menjadi 6.000 orang lebih, serta pada tahun 2023 melonjak lebih 19.700 orang.

"Ini artinya Maratua menjadi tujuan wisata yang menarik serta memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan dan pendidikan," kata Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik


Ekowisata yang menjanjikan

Maratua memiliki potensi ekowisata yang besar. Pulau ini memiliki berbagai daya tarik alam dan budaya yang dapat dikembangkan untuk tujuan wisata berkelanjutan.

Ekowisata di Maratua dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam. Ekowisata juga dapat menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran bagi wisatawan dari berbagai kalangan.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Maratua dapat menjadi destinasi ekowisata yang berdaya saing tinggi, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat
lokal.

Kelompok Maratua Peduli Lingkungan (KMPL) terus bergerak untuk melestarikan terumbu karang di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Upaya yang dilakukan KMPL
tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk melalui program BRI Peduli Grow & Green.

Ketua Harian KMPL, Muhammad Ilyas, mengatakan kelompoknya sudah terbentuk sejak tahun 2017. Namun, upaya yang dilakukan baru benar-benar menyita perhatian masyarakat pada tahun 2019.

Saat itu, kelompok tersebut melakukan transplantasi terumbu karang di kawasan pesisir Desa Payung-Payung. Hasilnya, kawasan tersebut kini sudah ditumbuhi terumbu karang yang indah.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pesona Maratua, surga biota laut di kawasan terluar NKRI

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2025