"New Normal", film kisahkan problematika anak muda

id Film New Normal,Jung Bum-shik,Choi Ji-woo,Choi Min-ho,Lee Yoo-mi,Pyo Ji-hoon

"New Normal", film kisahkan problematika anak muda

Poster film "New Normal". (ANTARA/imdb)

Jakarta (ANTARA) - Film asal Korea Selatan “New Normal” garapan sutradara Jeong Bom-sik atau Jung Bum-shik ini telah tayang di bioskop Indonesia sejak 10 Januari 2024 dengan menghadirkan ragam kisah dan masalah berbeda dari sudut pandang insan muda Korea Selatan.

Secara garis besar, film thriller horor komedi ini mengisahkan enam babak cerita dari enam anak muda yang berbeda. Meskipun terdiri dari enam babak, jalinan cerita dari satu babak ke babak lain secara tidak langsung cukup berkesinambungan dengan plot cerita yang sama kuatnya di setiap babak.
 
Potongan adegan di film "New Normal". (ANTARA/imdb)


Berlatarkan Kota Seoul di Korea Selatan, penonton akan diajak untuk merasakan ketegangan yang tidak terbayangkan dari pengalaman manusia pada umumnya. Namun, isu-isu yang dibahas di film ini sedikit banyak merupakan gambaran ketakutan yang mungkin saja dialami sebagian besar masyarakat.



Di babak pertama, penonton diajak untuk melihat kehidupan seorang perempuan dewasa yang tinggal sendirian. Ditambah lagi, perempuan itu harus hidup di tengah ketakutan masyarakat karena isu pembunuhan berantai yang dialami mereka beberapa waktu terakhir.

Penonton akan dibuat terkejut dengan adegan-adegan di dalamnya, yang menjadi titik awal dari setiap babak film “New Normal”. Suatu ketika, perempuan bernama Hyeon-jeong (Choi Ji-woo) yang sedang menonton televisi itu didatangi oleh seorang petugas peninjau fasilitas apartemen.

Namun, gelagat aneh dari petugas itu mulai terlihat dan membuat Hyeon-jeong cemas. Ditambah lagi, dirinya hanya tinggal sendiri di apartemen itu, sehingga Hyeon-jeong harus mencari cara untuk bertahan dari sang petugas. Akankah dirinya berhasil?

Tidak hanya menunjukkan cerita menarik di babak pertama, di babak berikutnya hingga penutup film “New Normal” berhasil memberikan ketegangan hingga ketakutan di luar imajinasi manusia normal. Dengan ciri khas penyutradaraan dari Bum-shik, film “New Normal” menyajikan film horor berbeda dari film-film horor kebanyakan.

Isu sosial

Dalam film “New Normal”, penonton akan diperlihatkan ragam isu sosial yang cukup relevan dengan masyarakat, khususnya generasi muda. Mulai dari isu kesehatan mental, kencan melalui aplikasi daring, stalker atau penguntit, hingga penipuan.
 

Sutradara film ini seakan ingin memberi tahu bahwa jangan pernah mempercayai siapa pun, sekalipun orang tersebut sudah dikenal. Dalam situasi yang sebenarnya biasa saja, terkadang hal tersebut justru dapat menjadi malapetaka saat dilakukan dengan orang yang salah.

“New Normal” juga mengajarkan untuk menghindari stigma negatif yang selama ini beredar di masyarakat luas, seperti perempuan adalah sosok lemah dan tidak berdaya. Di film ini, penonton akan diperlihatkan betapa “kuatnya” sosok perempuan dalam menghadapi permasalahannya.

Tidak hanya itu, “New Normal” juga memperlihatkan bagaimana seorang anak muda yang harus bertahan hidup seorang diri saat kondisi keuangannya sedang tidak baik. Di tengah hiruk pikuk Kota Seoul yang megah dan indah, tersimpan kehidupan sulit dan terpinggirkan dari masyarakat kelas menengah ke bawah di baliknya.

Harga kebutuhan hidup yang melambung, ditambah gaji yang tidak sepadan membuat golongan masyarakat menengah ke bawah ini harus mencari cara mengatasinya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka yang “memberontak” hingga akhirnya menuai hal mengerikan untuk diri mereka sendiri.

Namun, penonton “New Normal” diharapkan tidak memiliki riwayat trauma ataupun kondisi kesehatan berisiko lainnya agar tidak terkejut dengan adegan-adegan di dalamnya. “New Normal” merupakan film yang cukup “triggering” dan disarankan untuk menontonnya saat tidak sedang mengalami gangguan psikologis maupun kondisi kesehatan tertentu.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menyingkap problematika insan muda di film "New Normal"
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024