DPRD Kulon Progo meminta pemerintah evaluasi pembangunan exit tol YIA

id Exit tol,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo

DPRD Kulon Progo meminta pemerintah evaluasi pembangunan exit tol YIA

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori. (ANTARA/HO-Dokumen pribadi Muhtarom)

Kulon Progo (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhtarom Asrori meminta pemerintah mengevaluasi kembali rencana pembangunan exit tol depan Bandara Internasional Yogyakarta karena merugikan pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

Muhtarom Asrori di Kulon Progo, Minggu, mengatakan kalau itu tetap dibangun exit tol, kasihan pengusaha-pengusaha yang sudah berinvestasi hotel di wilayah Temon.

"Harapan masyarakat Kulon Progo, bahwa exit tol hanya ada dua di Kulon Progo yaitu di daerah Pengasih dan Sentolo," kata Muhtarom.

Ia mengatakan Kabupaten Kulon Progo dari dulu sudah ada stasiun, jalan nasional serta jalan selatan Daendels. Namun itu belum bisa mengangkat nama Kulon Progo menjadi terkenal, apalagi mendongkrak kemajuan Kulon Progo, terbukti angka kemiskinan masih tinggi, angka pengangguran juga lumayan tinggi.

Sekarang ada Bandara Internasional Yogyakarta, sehingga bermunculan hotel-hotel di wilayah Temon, walaupun adanya bandara belum bisa memberikan dan meningkatkan pendapatan daerah yg signifikan, juga belum berdampak signifikan pendapatan masyarakat. Tapi paling tidak nama Kulon Progo semakin dikenal luas.

Namun saat ini, ada kekhawatiran karena dengan ada nya pembangunan jalan bebas hambatan (tol) yang lewat Kulon Progo, dengan dibarengi akan adanya exit tol di depan bandara atau malah di buat jalan layang, maka akan memudahkan penumpang langsung ke Yogyakarta atau kota-kota di luar Kulon Progo.

"Sehingga kemungkinan kecil singgah di Kulon Progo. Sementara hotel-hotel sudah bermunculan ada di Kulon Progo. Untuk itu perlu ada kajian khusus pembangunan exit tol atau jalan layang depan bandara," katanya.

Selain itu, lanjut Muhtarom, Pemkab Kulon Progo perlu berkomunikasi dengan Kereta Api Indonesia (Kementerian Perhubungan) untuk bisa meningkatkan klas stasiun, agar tidak hanya kereta-kereta kelas ekonomi, tapi bisa di tambah kereta yang berhenti di Stasiun Wates, yaitu kereta sekelas Arya Dwipangga. Sehingga akan memudahkan penumpang yang sekarang ini lewat Yogyakarta atau Kutoarjo.

"Dengan demikian Kulon Progo akan menjadi ramai, hunian hotel penuh dan kuliner-kuliner juga kebagian pengunjung yang pada akhirnya masyarakat Kulon Progo pendapatannya akan meningkat," katanya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan ada perubahan desain dari jalur Tol Yogyakarta-YIA.

"Perubahan desain sudah didiskusikan, sudah menghadap Ngarso Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) juga," kata Made.

Ia mengatakan perubahan desain untuk mengakomodir potensi ekonomi lokal di Kulon Progo. Keberpihakan untuk warga sekitar tol dinilai perlu jadi pertimbangan agar tidak merugikan mereka.

Made mencontohkan ruas tol yang menuju YIA. Jika sebelumnya pintu keluar tol langsung menuju bandara, usulan terbarunya pintu keluar diubah lebih ke utara, menyambung dengan ruas Jalan Temon-Borobudur.

"Simpang susunnya juga digeser, di mana desainnya dari arah timur ke barat diubah jadi utara ke selatan," katanya.