Kemenparekraf: Tak ada "overtourism' di Bali

id Overtourism,Bali

Kemenparekraf: Tak ada "overtourism' di Bali

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya memberi paparan dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" (WBSU) di Jakarta, Senin (29/4/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membantah terjadi overtourism atau wisatawan berlebih di Bali dari sisi statistik, dan menyatakan permasalahannya berada di distribusi wisatawan yang kurang merata.

“Rasanya, kalau dibilang overtourism, dari sisi statistiknya, nampaknya belum,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" (WBSU), di Jakarta, Senin.

Nia memaparkan, pada 2019, dari 16,11 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia, sebanyak 6,3 juta wisatawan mancanegara mengunjungi Bali.

“Bagaimana dengan 2023? Dari total 11,68 juta secara nasional, ke Bali-nya 5,2 juta. Persentasenya kelihatan. Belum kembali ke masa pra-pandemi,” kata dia.

Lebih lanjut, ia juga memaparkan bahwa wisatawan nusantara ke Bali pada 2019 sebanyak 10,5 juta orang. Pada 2023, kata dia lagi, sebanyak 9,8 juta wisatawan.

“Jadi, kalau dari sisi statistik, nampaknya belum overtourism. Tetapi, mungkin ada faktor penyebaran yang konsentrasinya di selatan,” ujar Nia.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan pemerataan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, ke beberapa kawasan pariwisata.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenparekraf membantah terjadi 'overtourism' di Bali

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024