Dokter: Cuaca lembap memicu kulit lebih sensitif

id perdoski,cuaca ekstrem,kulit sensitif,manfaat tabir surya

Dokter: Cuaca lembap memicu kulit lebih sensitif

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (24/4/2023). ANTARA FOTO/Fauzan (ANTARA)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr. Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV
menyebut cuaca hujan atau kondisi lembab lainnya dapat memicu kondisi kulit jadi lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan.

“Selama cuaca hujan atau kondisi lembab lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang kompleks,” kata Dr. Arini Astasari Widodo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Arini menyoroti bahwa cuaca di kota seperti Jakarta baru-baru ini dapat digolongkan ekstrem karena perubahannya yang amat cepat. Hal ini berdampak signifikan pada kesehatan kulit masyarakat.

Ketika cuaca sedang panas dan kering, kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi, memperburuk kondisi seperti eksim dan psoriasis yang dapat mempercepat penuaan dengan garis halus dan kehilangan elastisitas kulit.



Di sisi lain, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur, serta dapat memperburuk jerawat karena produksi minyak berlebihan. Beberapa fakto yang amat mempengaruhi yaitu kelembaban tinggi dapat mengganggu fungsi lapisan kulit alami.

“Biasanya barier bertanggung jawab untuk melindungi kulit dari iritasi dan agresi lingkungan. Ketika penghalang ini terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap penetrasi bahan kimia, polutan, atau alergen dari udara dan lingkungan sekitar,” ujar Arini.

Faktor selanjutnya yakni kondisi kelembaban tinggi juga dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti eksim atau dermatitis kontak, yang mana kulit menjadi lebih reaktif terhadap rangsangan yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada kondisi kulit yang lebih stabil.

Selain itu, kelembapan yang tinggi mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur di kulit, yang dapat menyebabkan infeksi atau peradangan.

Sensitivitas kulit juga dapat dipengaruhi oleh reaksi inflamasi yang lebih besar pada kondisi lembap. Sistem kekebalan tubuh kulit mungkin menjadi lebih aktif dalam merespons stimulus lingkungan, yang dapat menghasilkan reaksi seperti kemerahan, gatal, atau sensasi terbakar.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perdoski sebut cuaca lembap picu kondisi kulit jadi lebih sensitif
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024