Yogyakarta (ANTARA) - Tahun 2022 menjadi titik awal perjuangan Dionisia Sunggar dalam memulihkan kesehatan mentalnya.
Hingga kini, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi teman setianya.
Ia menyadari bahwa rasa sakit yang dialaminya tidak bisa hilang hanya dengan obat pereda nyeri semata. Saat itu, cahaya hidupnya hampir redup, sehingga ia memantapkan hati untuk mencari tahu lebih dalam tentang kondisinya.
"Mulanya, badan saya sering terasa sakit. Kemudian saya pergi ke fasilitas kesehatan terdekat. Saat itu adalah kali pertama saya menggunakan kartu JKN. Saya sempat khawatir pengurusan administrasinya akan lama dan berbelit. Namun, ternyata semuanya mudah dan cepat. Pelayanannya juga baik. Dokter melakukan pemeriksaan lengkap. Bahkan, ia juga menyarankan saya menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI)," jelas Dionisia, mengingat awal perjalanannya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semuanya normal. Namun, Dionisia merasa belum menemukan jawaban atas sakit yang ia rasakan.
Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres dan tidak ingin terus-menerus hidup dalam kecemasan serta ketidakpastian. Akhirnya, ia kembali ke puskesmas dengan kartu JKN dan harapan besar agar kondisinya segera teratasi.
"Dokter memeriksa kembali riwayat kesehatan saya. Ternyata saya memiliki rekam medis berkunjung ke psikolog. Kemudian ia merujuk saya ke dokter spesialis kejiwaan pada salah satu rumah sakit di wilayah Kota Yogyakarta. Cukup lega rasanya. Sebagian pertanyaan saya mulai menemukan titik terang. Sampai saat ini, saya masih rutin kontrol menggunakan JKN," ujarnya.
Suatu ketika, Dionisia pergi ke rumah sakit untuk kontrol rutin sesuai jadwal dokter.
Kali ini, ia ditemani seorang teman. Namun, antrean yang panjang membuatnya harus menunggu cukup lama, dan hal itu sempat membuatnya tidak nyaman.
"Sebelumnya, saya jarang sekali mendapatkan nomor antrean awal. Rasanya cukup melelahkan harus menunggu antrean berjam-jam. Kalau saya meninggalkan poli, takutnya saya dipanggil. Semua serba tidak pasti. Kemudian teman saya menyarankan untuk menggunakan fitur antrean online. Kebetulan saya sudah mengunduh Aplikasi Mobile JKN melalui Playstore," jelas Dionisia.
Sejak saat itu, Dionisia rutin menggunakan fitur antrean online, terutama saat memperpanjang rujukan di puskesmas atau mendaftar kontrol di rumah sakit rujukan. Ia memperagakan cara pengambilan antrean melalui gawainya.
"Fitur antrean online ada pada menu Pendaftaran Pelayanan (Antrean). Kemudian, saya diminta memilih jenis fasilitas kesehatan. Jika saya mau memperpanjang rujukan, maka saya memilih menu Faskes Tingkat Pertama. Selanjutnya, saya juga memilih poli yang akan dikunjungi, tanggal daftar, jadwal dokter, dan mengisi keluhan. Kemudian saya cek kembali, jika sudah sesuai, saya klik simpan. Dalam waktu yang sama, nomor antrean langsung muncul. Ini yang paling saya sukai dari fitur antrean online. Saya mendapatkan antrean lebih cepat, hanya dengan sekali tekan. Sampai sekarang, saya selalu menggunakan fitur ini," ceritanya.
Hal yang sama juga ia lakukan saat mengambil antrean di rumah sakit rujukan. Pada saat memilih jadwal, aplikasi menampilkan daftar tenaga medis beserta jam praktik mereka.
"Antrean online membuat saya lebih tenang. Biasanya, saya mengambil antrean sehari sebelum jadwal kontrol melalui Aplikasi Mobile JKN, sehingga saya mendapatkan antrean lebih awal. Saya juga dapat memperkirakan kapan saya harus tiba di rumah sakit, sehingga lebih hemat waktu tunggu. Saya berharap aplikasi ini dapat berjalan lebih baik dan memudahkan kami mendapatkan pelayanan kesehatan," tutupnya.