Fakta penting seputar gempa di Myanmar

id gempa bumi,gempa Myanmar,Myanmar,Thailand,serba serbi

Fakta penting seputar gempa di Myanmar

Foto yang diambil pada 28 Maret 2025 ini menunjukkan bangunan yang rusak setelah gempa bumi di Nay Pyi Taw, Myanmar. Gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Myanmar pada pukul 14.20 hari Jumat (Waktu Beijing), menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi Tiongkok (CENC). ANTARA/Xinhua/pri.

Penyebab Gempa dan Karakteristik Geologis Myanmar

Gempa bumi terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di kerak bumi. Myanmar sendiri merupakan wilayah yang sangat aktif secara geologis karena berada di pertemuan empat lempeng besar: lempeng Eurasia, India, Sunda, dan mikro Myanmar.

Pegunungan Himalaya terbentuk dari tumbukan lempeng India dan Eurasia, sementara tsunami besar 2004 juga berkaitan dengan pergerakan lempeng India terhadap mikro Myanmar.

Salah satu zona rawan di wilayah ini adalah Patahan Sagaing, yang membentang sepanjang 1.200 kilometer dari utara ke selatan Myanmar.

Menurut USGS, gempa pada 28 Maret disebabkan oleh pergerakan sesar mendatar (strike-slip) antara lempeng India dan Eurasia gerakan yang sejalan dengan karakteristik Patahan Sagaing.

Jumlah korban jiwa dan luka-luka terus meningkat. Krematorium di Mandalay bahkan kewalahan menghadapi banyaknya jenazah yang berdatangan.

Tiga pemakaman utama Kyanikan, Taung-Inn, dan Myauk-Inn melaporkan antrean panjang keluarga korban yang ingin mengkremasi sanak saudara mereka. Sejak Sabtu (29/3), sudah sekitar 500 jenazah yang dikremasi.

Baca juga: Gempa bermagnitudo 7,7 di Myanmar: Jumlah korban tewas sudah lebih dari 1.000

Baca juga: "Seperti Kiamat", Warga Myanmar ceritakan dahsyatnya gempa kembar magnitudo 7,7

Dukungan Internasional untuk Myanmar dan Thailand

Pemerintah Indonesia segera merespons tragedi ini dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI pada Minggu (30/3), Indonesia mengirim tim SAR, tenaga medis darurat (Emergency Medical Team), serta bantuan logistik senilai satu juta dolar AS (sekitar Rp16,5 miliar).

Dua anggota Indonesia yang tergabung dalam ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT) dan AHA Centre telah tiba di Myanmar pada Minggu malam.

Tim pendahuluan berisi 10 personel diberangkatkan pada Senin, membawa bantuan obat-obatan dan logistik dari masyarakat Indonesia.

Dukungan regional juga mengalir dari negara-negara ASEAN. Para menteri luar negeri ASEAN menyerukan agar bantuan disalurkan cepat dan tanpa diskriminasi.

Upaya regional mencakup mobilisasi bantuan dari Sistem Logistik Darurat Bencana ASEAN (DELSA), serta pengiriman Tim Pencarian dan Penyelamatan Urban (USAR) dari sejumlah negara.

Selain Indonesia, negara lain yang telah mengirimkan bantuan ke Myanmar meliputi Malaysia, China, Rusia, dan Singapura.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hal yang perlu diketahui tentang gempa di Myanmar

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025