BKKBN DIY menekankan pentingnya sinergi pemda percepat turunkan stunting

id BKKBN DIY ,Sinergi pemda,Penurunan stunting

BKKBN DIY menekankan pentingnya sinergi pemda percepat turunkan stunting

Kepala BKKBN Perwakilan DIY Mohamad Iqbal Apriansyah saat audiensi dengan Pemkab Gunungkidul, DIY. Jumat (11/4/2025) ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Gunungkidul

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menekankan pentingnya sinergi lembaganya dengan pemerintah kabupaten dalam menjalankan program-program prioritas pemerintah termasuk dalam percepatan penurunan stunting.

"Pentingnya sinergi antara BKKBN dengan pemkab dalam menjalankan program program prioritas, terutama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan percepatan penurunan angka stunting," kata Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah dalam keterangannya saat audiensi dengan Pemkab Gunungkidul, Jumat.

Menurut dia, ada lima program prioritas BKKBN yang perlu didorong bersama dengan pemerintah daerah. Pertama, adalah pelayanan keluarga berencana yang berkualitas, kedua penguatan perkembangan anak sejak dini, dan ketiga adalah pencapaian generasi emas.

Selanjutnya program prioritas keempat mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam peningkatan sumber daya manusia, dan kelima adalah pengurangan kemiskinan melalui pendekatan keluarga.

Pihaknya juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam pembangunan manusia sejak dini, terutama melalui program pendampingan bagi calon pengantin. Terlebih, saat ini di setiap kelurahan telah memiliki program pendamping keluarga.

"Kami sudah menjalankan program pendampingan keluarga melalui penyuluh KB (keluarga berencana), yang jumlahnya saat ini ada 41 orang di seluruh Gunungkidul. Tugas ini adalah amanat dan bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat," katanya.

Salah satu perhatian utama dalam program tersebut, kata dia, adalah percepatan penurunan angka stunting. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, angka prevalensi stunting di DIY tercatat masih sebesar 18 persen.

"Upaya penurunan stunting harus melibatkan semua pihak. Karena itu, kami mengembangkan berbagai pendekatan, termasuk gerakan 'Genting' atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, dan gerakan gotong royong berbasis pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dunia usaha, dan media," katanya.

Selain itu, kata dia, BKKBN juga mendorong penguatan keluarga melalui Gerakan Teladan Ayah Indonesia yang bertujuan agar para ayah terlibat aktif dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

"Harapannya dari gerakan ini muncul komunitas anak dan orang tua yang saling mendukung dalam pola asuh yang positif dan berkualitas," katanya.

Lebih lanjut dia juga menyinggung peran lansia dalam keluarga, mengingat di wilayah DIY saat ini merupakan daerah dengan prevalensi lansia tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 16,6 persen dari total penduduk sekitar 3,8 juta jiwa.

"Sekitar 600 ribu penduduk DIY adalah lansia. Saat ini sudah ada 21 sekolah lansia di DIY, karena itu kami berharap sekolah lansia ini juga bisa dikembangkan di Gunungkidul," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025