UAJY resmikan Pusat Studi Blockchain pertama di Yogyakarta

id uajy,blockchain,pusat studi

UAJY resmikan Pusat Studi Blockchain pertama di Yogyakarta

Peresmian Pusat Studi Blockchain di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). ANTARA/HO-UAJY

Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menorehkan sejarah baru sebagai kampus pertama di Yogyakarta yang mendirikan Pusat Studi Blockchain. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi dengan Indonesia Blockchain Center, mendapat dukungan dari EQBR Holdings Korea Selatan dan Dubai Blockchain Center.

Peluncuran pusat studi ini ditandai dengan pelaksanaan program Training of Trainer (TOT) yang berlangsung pada 24–26 April 2025 di Kampus Bonaventura, UAJY, Sleman, Yogyakarta.

Program ini menghadirkan para pelatih blockchain terkemuka dunia, yaitu Philip Tam, CEO First Bullion Holdings, Hongkong; Han Jin Su, CEO EQBR Holdings, Korea Selatan; Jekun Jung, COO EQBR Holdings, Korea Selatan; Michael, CMO EQBR Holdings, Korea Selatan

Tim trainer dari Indonesia Blockchain Center di bawah arahan H Hambali, Direktur Utama Indonesia Blockchain Center.

Kegiatan ini diikuti oleh 13 dosen dari Fakultas Teknologi Industri UAJY, serta profesional dari berbagai sektor dan perwakilan pemerintah. Rektor dan Wakil Rektor UAJY juga turut hadir memberikan dukungan pada hari kedua acara.

Dekan Fakultas Teknologi Industri UAJY Dr Parama Kartika Dewa mengatakan Pusat Studi Blockchain ini bukan hanya untuk mengikuti tren, tetapi untuk membangun keunggulan kompetitif mahasiswa. Ini akan mengangkat kualitas lulusan Atmajaya ke level nasional dan internasional.

H Hambali, Direktur Utama Indonesia Blockchain Center, menegaskan Blockchain adalah masa depan. Dengan berdirinya pusat studi ini, Yogyakarta resmi menjadi pionir transformasi digital berbasis blockchain di Indonesia. Ini adalah langkah nyata membangun masa depan ekonomi berbasis inovasi.

Han Jin Su, CEO EQBR Holdings Korea Selatan, menyatakan EQBR bangga bisa berkolaborasi dengan Atmajaya Yogyakarta. "Kami percaya Blockchain akan menjadi bahasa universal masa depan, dan kami ingin Yogyakarta berbicara dalam bahasa itu lebih dahulu," katanya.

Jekun Jung, COO EQBR Holdings Korea Selatan, menambahkan, pendidikan adalah kunci adopsi teknologi. "Dengan melatih para dosen di sini, kita sedang menyiapkan generasi baru profesional blockchain di Indonesia," ujarnya.

Michael, CMO EQBR Holdings Korea Selatan, juga menegaskan Blockchain bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kepercayaan. Atmajaya dengan visinya akan menjadi role model baru dalam pengembangan ekosistem blockchain Indonesia.

Sementara itu, Philip Tam, CEO First Bullion Holdings Hongkong, mengungkapkan apa yang dibangun hari ini di Atmajaya akan menjadi fondasi kuat masa depan blockchain di Asia Tenggara. "Kami dari Hongkong siap mendukung penuh lahirnya ekosistem blockchain yang kokoh di Indonesia," katanya.

Dengan dukungan penuh dari EQBR Korea Selatan, Dubai Blockchain Center, dan First Bullion Holdings Hongkong, Atmajaya Yogyakarta kini bersiap menjadi pusat pendidikan, riset, dan inovasi blockchain kelas dunia dari Indonesia.