Jakarta (ANTARA) - PT Liga Indonesia Baru (LIB) menegaskan tidak akan mencampuri urusan sanksi yang dijatuhkan kepada bek PSM Makassar Yuran Fernandes, yang diganjar hukuman larangan bermain selama 12 bulan dan denda Rp25 juta oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Direktur Utama LIB Ferry Paulus menegaskan bahwa urusan sanksi sepenuhnya menjadi kewenangan Komdis yang bersifat independen.
Yuran dikenai hukuman setelah mengunggah komentar kritis terkait kualitas sepak bola Indonesia di akun media sosialnya, usai PSM kalah 1-3 dari PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, 3 Mei lalu.
"Kalau dari sisi LIB, kasus seperti Yuran ini juga terjadi di kasus sebelumnya seperti Bojan Hodak atau Paul Munster. Termasuk juga isu-isu tentang komunikasi jelek oleh pemilik klub, kami sampaikan semua itu ke Komdis PSSI," ujar Ferry saat ditemui dalam konferensi pers di Kantor LIB, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/5).
Lebih lanjut, Ferry menegaskan bahwa LIB tidak memiliki kewenangan untuk menilai atau mengintervensi keputusan Komdis.
Baca juga: FIFPro nilai sanksi Yuran Fernandes terlalu berat
"Karena Komdis ini badan independen, yang saya tahu hasilnya bahwa pelatih itu diberi peringatan keras. Tapi Yuran ini saya juga tidak tahu deskripsinya apa soal 12 bulan itu," ujarnya.
"Dari sisi liga, kami tidak punya wewenang apa-apa untuk berkomentar karena ini ranah dari Komdis. Yang pasti semua pelanggaran yang ditabulasi dikirim ke Komdis PSSI," lanjutnya.
Akibat sanksi tersebut, Yuran absen dalam laga kontra Malut United di Stadion BJ Habibie pada Sabtu (10/5) lalu. Ia juga dipastikan tidak akan tampil dalam dua laga terakhir PSM musim ini melawan Barito Putera dan Persita Tangerang.
Sanksi tersebut menuai penolakan keras dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Wakil Presiden APPI, Achmad Jufriyanto, menilai hukuman tersebut terlalu berlebihan dan tidak adil.
Baca juga: Kapten PSM Yuran Fernandes dilarang bermain satu tahun
Menurutnya pernyataan Yuran di media sosial merupakan ekspresi kekecewaan yang seharusnya menjadi bahan refleksi bersama dalam pembenahan sepak bola nasional. “Komentar Yuran itu adalah murni ungkapan kekecewaan,” ujarnya.
Nada serupa juga disuarakan oleh Federasi Pesepakbola Profesional Dunia (FIFPro) yang menyatakan "sangat khawatir" atas kerasnya sanksi tersebut. FIFPro mengingatkan bahwa setiap pemain profesional memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya.
Menanggapi sikap FIFPro, Ferry tetap pada pendiriannya bahwa persoalan tersebut berada di luar ruang lingkup LIB.
"Kemudian komplain dari FIFPro, kami tidak bisa komentar tentang itu. Buat kami kalau ranahnya di kami misalnya seperti tunggakan gaji akan kami respon. Karena ini dari Komdis PSSI, tidak bisa Komdis kami ajak dialog soal ini. Dapurnya berbeda," tegasnya.
Baca juga: PSSI kena sanksi FIFA imbas perilaku diskriminatif suporter, denda pembatasan penonton
Di sisi lain, PSM Makassar resmi mengajukan banding kepada Komdis PSSI atas sanksi yang dijatuhkan. Melalui Media Officer Sulaiman Abdul Karim, PSM menyatakan bahwa meski tidak membenarkan sikap Yuran, mereka menilai hukuman larangan bermain setahun adalah bentuk yang tidak proporsional.
“Memo banding untuk putusan sanksi Komdis terhadap Yuran Fernandes, sudah PSM Makassar kirimkan ke PSSI," ujar Sulaiman dalam keterangan tertulis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Urusan sanksi Yuran Fernandes, LIB tak ingin ikut campur