Bantul (ANTARA) - CV Andalan Presisi Engineering, usaha pembuatan engineering door (pintu kayu rekayasa) dan Cubicle di Kelurahan Tamanan, Banguntapan, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menjalankan usahanya turut mendukung program pemerintah dalam pelestarian lingkungan.
"Usaha kami ini turut mendukung program pemerintah dalam hal upaya pelestarian lingkungan karena material yang kami gunakan adalah kayu olahan yang juga banyak digunakan untuk industri interior," kata Owner Intan Pranandari ditemui di tempat produksinya di Bantul, Kamis.
Dengan konsep reduce, reuse dan recycle dalam pembuatan produknya, Intan yang merupakan alumni Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga berupaya untuk mengurangi limbah kayu, dan menghemat sumber dayanya.
Usaha ini mampu membuat engineering door dengan menggunakan lapisan teakwood kayu jati, jadi terlihat seperti kayu solid, namun engineering door yang lebih ringan, kokos, anti rayap, dan tahan lama, dengen harga yang lebih murah jika dibanding dengan pintu kayu jati asli.
"Value lain yang kami miliki adalah kami dapat memproduksi pintu custom yang dapat diukir batik, maupun logo usaha, atau ukiran lain yang dibutuhkan. Memadukan unsur teknologi dan budaya," kata perempuan berusia 41 tahun ini.
Usaha yang beroperasi sejak tahun 2022 ini awal berdirinya adalah sebagai bentuk keprihatinan dirinya, yang mana produk engineering door tersebut lima tahun yang lalu dimonopoli oleh pengusaha luar, yang banyak menggunakan bahan impor.
"Kami membuktikan bahwa kami mampu menciptakan produk berkualitas baik, dengan menggunakan bahan baku lokal namun dengan perpaduan teknologi dan SDM yang terampil. Produk kami memenuhi persyaratan kualifikasi, spesifikasi teknis yang disyaratkan pemerintah dalam pembangunan dan sudah tersertifikasi TKDN," katanya.
Saat ini, kata dia, produk yang berupa engineering door, sliding door, folding door, accoustic door, teak wood door, partition door, cubicle toilet, cubicle office banyak diminati oleh developer, perhotelan, villa, rumah sakit, perkantoran, dan hunian lain di area Jawa - Bali dan sekitarnya.
Sementara itu, Direktur Zamroni mengatakan, pembuatan pintu kayu rekayasa biasanya membutuhkan waktu sekitar sebulan, namun, dalam sebulan pihaknya yang memiliki lima pekerja ini bisa memproduksi kurang lebih sebanyak 100 unit pintu.
"Dan produk kami, perawatannya sebenarnya lebih mudah dari kayu solid. Karena kayu solid masih rentan terhadap cuaca. Tapi, produk engineering door ini tidak. Produk ini sudah melewati masa pengeringan, sehingga lebih kuat dan tahan dari cuaca maupun rayap," katanya.
Dia mengatakan, harga jual produk pintu kayu rekayasa bervariasi mulai dari Rp1,6 juta sampai Rp2 jutaan per meter persegi. Namun, harga jual produk diberikan sesuai dengan permintaan konsumen. Kemudian, harga produk yang ditawarkan juga tergantung hitungan meter pintu yang akan digarap.
"Jadi, harga pintu kami juga menyesuaikan spesifikasi. Karena, permintaan dari konsumen untuk melakukan renovasi itu juga bisa dilakukan. Tapi, sejauh ini ada beberapa proyek perumahan juga perhotelan dari daerah Yogyakarta dan Bali yang pesan ke kami," katanya.