Simon Tahamata bersiap menolong dan bantu sepak bola Indonesia berkembang

id Simon Tahamata,Timnas Indonesia,Kepala pemandu bakat,Kualifikasi Piala Dunia 2026

Simon Tahamata bersiap menolong dan bantu sepak bola Indonesia berkembang

Kepala pemandu bakat timnas Indonesia Simon Tahamata ketika ditemui awak media dalam sesi latihan timnas Indonesia di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (2/6/2025). Latihan tersebut sebagai persiapan jelang melawan timnas China dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Kamis (5/6/2025). ANTARA/Zaro Ezza Syachniar

Jakarta (ANTARA) - Nama Simon Tahamata mungkin tak asing bagi pencinta sepak bola Eropa, khususnya penggemar Ajax Amsterdam, namun kini, pria berdarah Maluku itu memilih untuk kembali ke “rumah” demi satu misi besar: mengangkat harkat sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi.

Ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia sejak 22 Mei lalu, Simon akhirnya tampil di hadapan publik Tanah Air dalam sesi latihan timnas di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (3/6). Dalam penampilan perdananya itu, Simon menyampaikan niat tulusnya dalam bahasa Indonesia yang sederhana namun penuh makna.

“Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali di Ajax, tetapi mau pulang kembali di sini. Menolong Patrick dan teman-teman di sini, jadi kami ada di sini untuk menolong Indonesia dan juga untuk anak-anak muda,” ujar Simon.

Meski telah menghabiskan sebagian besar karier kepelatihannya di Belanda termasuk satu dekade membina talenta muda di akademi Ajax, Simon mengaku tak tergoda untuk terus berada di zona nyaman. Baginya, Indonesia adalah tempat yang layak diperjuangkan.

“Bukan politik, saya di sini buat olahraga. Ini tanah Indonesia akan besar,” tambah pria kelahiran 1956 itu penuh semangat.

Baca juga: Simon Tahamata sebut kriteria pemain idaman untuk Timnas Indonesia

Langkah federasi sepak bola nasional (PSSI) mendatangkan Simon merupakan bagian dari strategi jangka panjang membangun fondasi pembinaan pemain usia dini, terutama menjelang Piala Dunia 2026 dan program regenerasi selanjutnya.

Sebagai kepala pemandu bakat, Simon membawa perspektif baru dalam pengembangan pemain. Ia menyebut perbedaan signifikan antara sistem pembinaan di Belanda dan Indonesia.

“Kita di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, disini di bawah 13-15 tahun, sudah terlambat. Terlambat,” katanya, sembari menekankan pentingnya memulai pembinaan sejak usia dini.

Simon tak bekerja sendiri. Ia akan berkolaborasi erat dengan Patrick Kluivert (pelatih kepala timnas), Gerald Vanenburg (pelatih U-23), Nova Arianto (pelatih U-17), serta jajaran pelatih lainnya yang sebagian besar memiliki rekam jejak bersama Ajax Amsterdam, klub yang dikenal sebagai kiblat pembinaan pemain muda dunia.

Baca juga: Erick optimistis percaya Simon Tahamata sukses jalankan tugasnya di PSSI

Nama-nama seperti Jordi Cruyff, Sjoerd Woudenberg, hingga Denny Landzaat turut masuk dalam jaringan kerja sama strategis untuk mempercepat pembangunan sistem sepak bola Indonesia.

Lebih dari sekadar struktur dan strategi, Simon membawa filosofi kebanggaan terhadap identitas bangsa. Ia ingin anak-anak Indonesia, baik di dalam negeri maupun diaspora, menjadi motor kebangkitan sepak bola nasional.

“Saya mau pakai anak-anak orang-orang yang jadi Indonesia. Bukan China, bukan Belanda. Dari itu mulai dengan anak-anak muda. Sekarang dengan mereka disini, Belanda, China, mereka bisa tolong Indonesia menang China dan Jepang. Itu kan paling penting,” tutup Simon.

Baca juga: Legenda timnas: Jangan sia-siakan Simon Tahamata

Baca juga: Ini profil Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional Simon Tahamata



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Simon Tahamata bersiap menolong sepak bola Indonesia

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.