Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyalurkan bantuan benih padi kepada 74 gabungan kelompok tani (gapoktan) tingkat kelurahan guna persiapan memasuki musim tanam padi periode bulan September-Oktober 2025 dan untuk kemandirian benih.
"Hari ini kami mengundang 74 gapoktan, lalu kami berikan benih label ungu untuk disemai, kemudian setelah disemai menjadi label biru, setelah menjadi label biru benih menjadi banyak," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai menghadiri Sosialisasi Mandiri Benih dalam Rangka Ketahanan Pangan di Bantul, Kamis.
Menurut dia, benih yang sudah menjadi label biru atau benih siap tanam tersebut kemudian agar ditanam sendiri oleh para petani anggota gapoktan, termasuk kelompok tani (poktan) di tingkat kelurahan tersebut.
"Harapannya, Bantul nanti dalam jangka panjang akan mencapai swasembada benih atau mandiri benih agar biaya produksi pertanian itu terus-menerus bisa diturunkan. Karena efisiensi itu menjadi kunci, efisiensi produksi itu menjadi kunci untuk menuju petani yang sejahtera," katanya.
Bupati mengatakan, terlebih harga gabah kering panen (GKP) petani sudah dipatok pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram, dan tidak mungkin ditingkatkan, sehingga mau tidak mau biaya produksi harus ditekan melalui kemandirian benih di masing-masing gapoktan.
"Karena kalau dinaikkan, nanti juga harga jual berasnya akan naik, dan itu akan mengancam keterjangkauan masyarakat untuk mendapatkan beras murah. Nah, akhirnya kita intervensinya di hulu," katanya.
Bentuk intervensi pemerintah dari hulunya itu, lanjut Bupati, proses produksinya harus terus-menerus dibantu, supaya nanti biaya produksinya menjadi kecil, dan jarak atau selisih harga jualnya semakin tinggi, masyarakat luas tetap bisa membeli beras dengan harga murah.
"Kan gitu, konsepnya. Memang pertanian ini sektor yang mendapatkan prioritas utama, 'top priority affirmative policy', kebijakan khusus yang merupakan prioritas utama, karena kita ingin mencapai ketahanan pangan dan kedaulatan pangan untuk mengurangi ketergantungan impor," katanya.
Bupati Bantul mengatakan, oleh karena itu, pemerintah juga akan terus mengupayakan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), elektrifikasi pertanian, pembangunan irigasi, subsidi benih.
"Jadi, benih kita bikin sendiri, pupuk nanti kita fasilitasi. Jadi, kandang-kandang ternak nanti akan kita manfaatkan agar kotoran ternak itu diproduksi menjadi pupuk organik, tidak keluar karena beberapa daerah juga mengimpor kotoran ternak itu, diimpor dari Bantul," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo mengatakan penyaluran benih padi bagi 74 gapoktan ini untuk jumlahnya disesuaikan dengan luas lahan pertanian yang dimiliki masing masing gapoktan. Total benih yang disalurkan sebanyak 1,8 ton.
"Gapoktan di Bantul ada 75 kelurahan, tapi yang Kelurahan Jagalan tidak punya lahan sawah, jadi hanya 74 gapoktan yang mendapat, yang paling kecil luas kepemilikan lahan itu di Desa Trimurti seluas 42 hektare. Dalam satu hektare butuh sekitar 25 kilogram benih," katanya.
