Petani Milenial Sleman ekspor perdana cabai rawit ke Jepang

id Petani Milenial Sleman ,Ekpor cabai Sleman ,Petani cabai Sleman ,Kabupaten Sleman

Petani Milenial Sleman ekspor perdana cabai rawit ke Jepang

PT Petani Milenial Sleman melakukan ekspor perdana cabai ke Jepang pada, Kamis (7/8/2025). ANTARA/HO-PT Petani Milenial Sleman

Sleman (ANTARA) - Petani Milenial Sleman bersama Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Champion Cabai Indonesia melakukan ekspor perdana salah satu varietas cabai rawit ke Jepang sebanyak sembilan ton.

"Ekspor cabai perdana sekitar sembilan ton itu tujuan ke Jepang sudah dilakukan beberapa hari lalu (7/8) dan ke depan kami mencoba memasarkan juga ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah," kata Direktur PT Petani Milenial Sleman Ardhi Prasetyo di Sleman, Senin.

Menurut dia, langkah ini selain mendatangkan devisa negara, juga sebagai strategi untuk menahan harga cabai rawit domestik agar tetap di atas "break even point" (BEP), sehingga petani tidak mengalami kerugian di tengah anjloknya harga di pasaran.

"Beberapa waktu terakhir harga cabai jatuh hingga mendekati BEP. Kami tidak ingin petani merugi, maka kami ambil langkah membeli cabai di atas BEP untuk kemudian dipasarkan ke luar negeri," katanya.

Ia mengatakan, upaya tersebut mampu menjadi target pengendalian harga cabai di pasaran lokal.

"Jadi saat harga cabai anjlok seperti saat ini dimana harga per kilogram Rp17.000, maka kami beli dengan harga Rp20.000 untuk kemudian kami ekspor sampai nanti harga di pasaran lokal naik lagi," katanya.

CEO PT Petani Milenial Sleman Isnaini Baroroh mengatakan pengumpulan cabai dilakukan dengan memanfaatkan truk baru yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI) melalui program tanggung jawab sosial (CSR).

"Dalam satu minggu, tim Petani Milenial Sleman menargetkan dapat serap sampai sembilan ton yang akan diproses minimal satu ton per hari, diambil dari petani cabai di Sleman dan sekitarnya, bekerja sama dengan PPHM dan Champion Cabai," katanya.

Menurut dia, proses petik tangkai, salah satu syarat mutu ekspor bermitra dengan Kelompok Wanita Tani (KWT), dan masyarakat setempat, sehingga memberikan tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga yang tergabung di dalamnya di beberapa lokasi.

Ketua Komda Petani Milenial Sleman Taufik Mawaddani mengatakan, keberhasilan mempertahankan harga di atas BEP ini adalah kebahagiaan petani dan tujuan utama.

"Kami ingin wadah Petani Milenial Sleman selalu bermanfaat untuk siapa pun, khususnya para petani di Sleman dan sekitarnya," katanya.

Ia mengatakan, PT Petani Milenial Sleman merupakan wadah bagi generasi muda di sektor pertanian untuk menciptakan inovasi, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Berbasis di Sleman, kami terus berusaha aktif membangun kemitraan strategis untuk mendukung pemasaran, pengolahan hasil, hingga ekspor produk pertanian berkualitas," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.