Hari Sumpah Pemuda, AI jadi sahabat sekaligus tantangan Generasi Z

id sumpah pemuda, UKDW,gen z,AI, generasi,milenial,teknologi

Hari Sumpah Pemuda, AI jadi sahabat sekaligus tantangan Generasi Z

Ngobrol Gayenk Memaknai Hari Sumpah Pemuda", yang diselenggarakan oleh PSEB UKDW dan PWP dengan tema Gen Z dan AI: Cerdas dan Hore-Hore, yang berlangsung di Gedung Didaktas Lantai 3, UKDW, Selasa (28/10). ANTARA/HO-Ist

Yogyakarta (ANTARA) - Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital dihadapkan pada berbagai tantangan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), selain juga sebagai sahabat yang tidak dapat terpisahkan.

Hal itu terungkap ada acara Ngobrol Gayenk Memaknai Hari Sumpah Pemuda", yang diselenggarakan oleh PSEB UKDW dan PWP dengan tema Gen Z dan AI: Cerdas dan Hore-Hore, yang berlangsung di Gedung Didaktas Lantai 3, UKDW, Selasa (28/10).

Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan tersebut antara lain Dr. Ing Wiyatiningsih, ST. MT, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW); Prof. Dr. Heru Nugroho (Sosiolog UGM); Rangga Eka Sakti (Litbang Kompas); Holly Aulia (mahasiswa Ilmu Komunikasi UII); dan Bambang Sigap Sumantri (jurnalis senior) yang seluruhnya mengupas dan memberikan pandangan terkait peran generasi muda dalam menghadapi era digital ini sekaligus dikaitkan dengan AI.

Dr. Ing Wiyatiningsih, ST. MT, Rektor UKDW menyatakan nilai-nilai Sumpah Pemuda saat ini telah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman termasuk saat di dunia kampus yang terbiasa dengan keberagaman banyak mahasiswa yang berasal dari beragam suku dan budaya daerah. Ditambah lagi dengan adanya AI yang banyak menggantikan tugas manusia.

Wiyatiningsih menekankan meskipun AI dapat menggantikan pekerjaan manusia, mesin tersebut tidak memiliki perasaan atau emosi, yang merupakan kelebihan manusia. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk tetap mempertahankan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, agar tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga sebagai pencipta yang bijak.

Di UKDW, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berfokus pada pengembangan kecerdasan emosional dan keterampilan kritis, dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu, bukan pengganti manusia.

Holly Aulia, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), menyampaikan perspektifnya sebagai bagian dari Gen Z yang telah mengenal teknologi sejak kecil. Ia menyoroti bagaimana generasi ini tidak bisa dipisahkan dari dunia digital, seperti gadget dan media sosial.

"Kami lahir dengan gadget di tangan, hidup tanpa Google, Wi-Fi, atau media sosial rasanya hampir mustahil," kata Aulia yang mengamini Gen Z lebih menyukai komunikasi yang visual dan interaktif, dan cenderung menggunakan media sosial sebagai sumber informasi, dibandingkan dengan cara tradisional seperti membaca buku atau jurnal

Aulia juga berbicara tentang penggunaan AI di kalangan Gen Z, yang kini tidak hanya digunakan untuk tugas akademis, tetapi juga untuk hiburan.

"Banyak yang menggunakan AI untuk berbicara dengan idola melalui aplikasi atau bahkan sekadar berbagi perasaan. AI memberikan respons yang seolah-olah memahami perasaan kami, dan itu yang membuat kami merasa nyaman," ujar Aulia.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa meskipun AI dapat menjadi teman berbicara, namun tetap harus berhati-hati agar tidak terlalu bergantung padanya, karena AI harus tetap sebagai alat.

Menurut Aulia, tantangan terbesar bagi Gen Z adalah bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak, tanpa mengorbankan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Ia juga menekankan pentingnya untuk memahami bagaimana AI bekerja, agar tidak menjadi korban dari potensi penyalahgunaan teknologi ini, seperti diskriminasi atau penyebaran hoaks.

Narasumber yang lain juga sepakat bahwa generasi muda harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, namun tetap menjaga keseimbangan antara penggunaan mesin dan pemikiran manusia yang kreatif dan emosional.

Di tengah kemajuan teknologi, mereka mengingatkan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada prestasi, tetapi juga pada pengembangan karakter dan etika yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.