Gunungkidul (ANTARA) - Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi menekankan pentingnya memberikan ruang dan aktivitas positif bagi anak anak muda, dan bukan sekadar menilai dari perilaku luar.
"Anak-anak itu bukan nakal, tapi sering kali hanya kurang kegiatan. Mereka cerdas dan inovatif, dan kita harus bisa hadir di waktu-waktu luang mereka, seperti malam hari untuk memberi kegiatan yang produktif," katanya saat melantik Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Gunungkidul di Gunungkidul, Senin.
Pihaknya juga mendorong kegiatan positif yang mendekatkan anak muda dengan kegiatan Pramuka, seperti program di WOSM (World Organization of the Scout Movemen) atau yayasan Pramuka dunia yang fokus pada beberapa program.
Ia menyebut Messenger of Peace (MoP) yang mendorong perdamaian dan keberlanjutan, serta aksi peduli lingkungan dan Ticket to Life (TTL) pembinaan anak-anak dari latar belakang rentan, termasuk anak jalanan dan anak berkebutuhan khusus. Program TTL ini sudah dijalankan di tujuh provinsi di Indonesia.
Menurut dia, program TTL yang awalnya hanya untuk anak jalanan kini terbuka untuk anak-anak lainnya yang belum aktif berorganisasi.
"Anak-anak bisa menggunakan handphone untuk kegiatan positif. Kalau kurang informasi, mereka bisa hubungi lurah, dukuh, atau gabung ke Pramuka. Bisa masuk satuan karya, jadi aktivis lingkungan, atau wirausaha muda, semua bisa diarahkan ke kegiatan yang bermakna," katanya.
GKR Mangkubumi juga menyoroti keberadaan Saka Wirausaha di DIY yang sudah berjalan selama tiga tahun, dan berharap Kabupaten Gunungkidul dapat menjadi pionir dalam mendorong wirausaha muda berbasis kepramukaan.
"Bibit saka wirausaha sudah kita tanam tiga tahun lalu. Dengan dukungan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ini bisa jadi program unggulan," katanya.
Pihaknya juga berpesan agar stigma kegiatan Pramuka membosankan atau ketinggalan zaman dilawan, sebab kegiatan seperti kemah bukan sekadar tidur di tenda, tapi proses belajar hidup mandiri, membangun solidaritas, dan toleransi sebagai bekal di kehidupan nyata.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih yang juga Ketua Mabicab Gunungkidul mengatakan komitmennya untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai pilar pembinaan karakter generasi muda di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
"Gerakan Pramuka adalah wadah pendidikan nonformal yang terbukti mampu membentuk karakter generasi muda. Nilai kejujuran, disiplin, cinta tanah air, gotong royong, dan kemandirian sangat kita butuhkan dalam membangun daerah dan bangsa ini," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah daerah mempunyai rencana konkret untuk mendorong pelibatan aktif organisasi perangkat daerah (OPD) dalam kegiatan kepramukaan melalui masing-masing Satuan Karya (Saka) yang ada.
Selain itu, pihaknya juga menginisiasi gerakan penggunaan seragam Pramuka secara serentak setiap tanggal 14 di seluruh OPD, kecamatan, hingga sekolah di lingkungan Pemkab Gunungkidul.
