Yogyakarta (ANTARA) - Indonesia sebagai negara yang terletak di atas ring of fire, jalur gunung berapi aktif yang membentang dari Asia hingga Amerika, kerap menghadapi ancaman gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
Erupsi Gunung Semeru baru-baru ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, tanpa peringatan. Oleh karena itu, lebih baik jika kita sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sebelum bencana terjadi.
Salah satu cara yang dapat diadopsi adalah Konsep Bousai Bag dari Jepang, sebuah negara yang juga dilalui jalur ring of fire. Konsep ini sangat mirip dengan rekomendasi Tas Siaga Bencana (TSB) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui situs resminya.
Baca juga: Bencana kelaparan Gaza: Potret kegagalan kemanusiaan global
Baca juga: BMKG catat 10 kali gempa susulan di Poso
Apa itu Tas Siaga Bencana atau Bousai Bag?
Tas Siaga Bencana atau bousai bag adalah tas yang berisi perlengkapan dasar yang disiapkan oleh setiap anggota keluarga untuk berjaga-jaga jika terjadi bencana atau situasi darurat lainnya.
Tas ini berfungsi untuk membantu seseorang bertahan hidup sebelum bantuan datang dalam 72 jam pertama pasca-bencana. Selain itu, tas ini juga memudahkan proses evakuasi baik bagi masyarakat maupun tim SAR.
Isi Tas Bencana ala Jepang. Apa saja yang perlu ada dalam tas siaga bencana? Berikut adalah beberapa item penting yang sebaiknya dipersiapkan:
1. Air minum dan makanan instan
Air adalah kebutuhan utama, jadi pastikan ada minimal tiga botol air mineral (500 ml) dalam tas. Selain itu, makanan instan yang ringan dan tahan lama seperti makanan kaleng, biskuit, dan kalori bar juga sangat penting.
2. Kotak P3K dan Perlengkapan Kebersihan
Kotak P3K harus berisi plester, perban, antiseptik, obat pereda nyeri, serta obat pribadi jika memiliki penyakit tertentu. Perlengkapan kebersihan seperti tisu toilet, tisu basah, dan handuk juga penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyakit.
3. Alat komunikasi dan energi cadangan
Radio portable sangat efektif digunakan saat bencana, terutama jika sinyal ponsel hilang. Radio ini akan memberikan informasi terkini tentang keadaan bencana, evakuasi, dan kondisi sekitar. Selain itu, power bank berkapasitas besar juga penting untuk memastikan ponsel tetap menyala.
Baca juga: Kerugian global akibat bencana alam tembus Rp2.122 T
Baca juga: Gempa Pohuwato 6,3 magnitudo, BMKG minta masyarakat tenang
4. Perlengkapan serbaguna
Barang-barang kecil namun multifungsi seperti pisau lipat, korek api, dan tali serbaguna dapat sangat berguna untuk kebutuhan darurat seperti memotong, memperbaiki, atau menyalakan api. Selain itu, senter dan peluit juga penting untuk meminta pertolongan.
5. Pelindung diri dan pakaian tambahan
Dalam situasi darurat, kenyamanan dan perlindungan tubuh sangat penting. Pastikan ada jas hujan, sarung tangan kerja, kaus kaki cadangan, dan selimut darurat berbahan ringan dalam tas.
6. Dokumen penting dan uang tunai
Selain kebutuhan fisik, tas bencana juga harus menyertakan dokumen penting seperti fotokopi KTP, kartu keluarga, dan informasi kontak darurat. Uang tunai dalam pecahan kecil juga sebaiknya disiapkan, mengingat akses ke perbankan atau sistem pembayaran digital bisa terganggu setelah bencana.
Baca juga: IAEA: Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana radioaktif
Konsep bousai bag membuktikan bahwa kesiapsiagaan dapat mengurangi dampak bencana. Dengan mempersiapkan tas siaga, masyarakat bisa lebih siap secara fisik dan mental, serta meningkatkan peluang selamat.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mulai mempersiapkan tas bencana di tengah ancaman bencana alam yang selalu ada di sekitar kita. Bencana memang tidak bisa dihentikan, namun kesiapan diri kita dapat membuat kita lebih aman menghadapinya.
