Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini meminta pemerintah memperkuat peran puskesmas sebagai garda terdepan dalam menghadapi lonjakan jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang meningkat di berbagai daerah, seperti DKI Jakarta.
“Kejadian seperti pandemi bisa saja terjadi jika kasus ISPA ini tidak ditangani dengan pendekatan berbasis data dan pencegahan, dan perkuat peran puskesmas sebagai garda terdepan bagi masyarakat yang terkena ISPA,” kata Yahya dikutip di Jakarta, Selasa.
Dia juga menyoroti lonjakan kasus ISPA telah menunjukkan perlunya sistem pencegahan penyakit menular yang kuat di tingkat komunitas. Oleh karena itu Yahya mendorong pemerintah memperkuat sistem kewaspadaan dini hingga ke fasilitas kesehatan primer agar deteksi dan pelaporan kasus ISPA dapat menjadi lebih cepat.
“Kemenkes harus meningkatkan pengawasan kualitas udara, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan pemerintah daerah, karena faktor polusi memiliki korelasi kuat dengan peningkatan kasus ISPA,” ujarnya.
Yahya lalu menyampaikan bahwa perlindungan kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab konstitusional negara. Dengan demikian, menurut dia, peningkatan kasus ISPA harus menjadi momentum memperkuat kesiapsiagaan sistem kesehatan nasional dari hulu hingga hilir.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat total 1.966.308 kasus ISPA di Jakarta sejak Januari hingga Oktober 2025, dengan peningkatan jumlah kasus yang mulai teridentifikasi sejak Juli 2025.
"Total kasus ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di puskesmas karena penularannya dapat terjadi dengan sangat mudah melalui percikan droplet maupun partikel aerosol di udara," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati.
Dia menyampaikan kenaikan kasus ISPA dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk polusi udara dan fenomena musim kemarau basah yang terjadi tahun ini.
Kondisi tersebut, sambung dia, berdampak terhadap penurunan daya tahan tubuh individu serta peningkatan jumlah agen biologis penyebab infeksi saluran pernapasan di lingkungan masyarakat.
Dia menyebutkan gejala ISPA tersebut meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam. Gejala tambahan dapat berupa hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, serta suara serak.
"Pada kasus yang lebih berat, penderita dapat mengalami sesak napas yang memerlukan penanganan medis segera," ujar Ani.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPR minta pemerintah perkuat peran puskesmas tangani lonjakan ISPA
