Kemenag RI: Pemerintah setujui pendirian Dirjen Pesantren

id Kemenag RI ,Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren ,Halaqah pesantren

Kemenag RI: Pemerintah setujui pendirian Dirjen Pesantren

Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren Kemenag RI di University Hotel UIN Yogyakarta, Kamis (27/11/2025) ANTARA/Hery Sidik

Yogyakarta (ANTARA) - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI Sahiron Syamsuddin menyebut bahwa pemerintah Indonesia telah menyetujui pendirian Direktorat Jenderal Pesantren pada kementerian tersebut.

"Pemerintah telah menyetujui secara substansial pendirian Direktorat Jenderal Pesantren. Sekitar 99 persen proses ini telah disetujui Presiden," kata dia pada Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren Kemenag RI di Yogyakarta, Kamis.

Dia mengatakan kehadiran Direktorat Jenderal Pesantren akan menempatkan lembaga pesantren pada struktur kelembagaan yang lebih kuat dan strategis di bawah Kemenag.

Oleh karena itu, kata dia, halaqah ini menjadi ruang penting untuk menyerap masukan langsung dari para kiai dan nyai terkait kebijakan apa yang perlu menjadi prioritas setelah Direktorat Jenderal Pesantren diresmikan.

"Kami ingin mendengar langsung pandangan kalian semua. Jika Direktorat Jenderal Pesantren berdiri, apa yang paling penting dilakukan? Masukan para kiai dan nyai akan menentukan arah kebijakan," katanya.

Pihaknya juga menyoroti perkembangan teknologi dan perubahan pola produksi pengetahuan akibat artificial intelligence (AI). Karena itu, pesantren perlu hadir di ruang digital agar narasi Islam moderat tetap menjadi arus utama.

"AI belajar dari apa yang kita unggah. Jika ruang digital dipenuhi pandangan ekstrem, maka itulah yang dipelajari mesin. Karena itu, para kiai dan ustadz harus hadir dengan konten-konten keislaman yang ramah dan beradab," katanya.

Sementara itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi Hasan mengatakan bahwa pesantren memiliki hubungan historis yang erat dengan kelahiran pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

"Pesantren telah menjadi pelopor literasi keislaman dan pembentuk karakter bangsa jauh sebelum perguruan tinggi agama Islam negeri (PTAIN), cikal bakal UIN berdiri," katanya.

Rektor mengatakan kontribusi pesantren terhadap perjalanan bangsa begitu nyata, mulai dari perjuangan para kiai pendiri republik hingga penguatan moderasi beragama.

"Heroisme para kiai dalam mempertahankan kemerdekaan adalah warisan besar. Pesantren, para santri, dan para kiai akan terus mengawal keutuhan NKRI," katanya.

Menghadapi perubahan zaman, Rektor UIN juga menyoroti tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Oleh karena itu, dia mendorong terciptanya kolaborasi kuat antara pesantren dan UIN Sunan Kalijaga agar sama-sama adaptif terhadap perkembangan teknologi tanpa meninggalkan tradisi keilmuan klasik.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.