Bantul (ANTARA Jogja) - Usaha Kecil Menengah industri pembuatan kerajinan rotan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak terganggu dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik pada 2013 mendatang.

Panut Mulyawinata, pemilik industri kerajinan rotan "Anggun Rotan" di Desa Wukirsari, Bantul Senin mengatakan, dirinya mengaku tidak mempermasalahkan serta tidak ada antisipasi khusus menghadapi rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Jika TDL benar-benar naik pada 2013 mendatang, kita tidak langsung menaikkan harga maupun mengurangi kualitas barang atau produksi, namun hanya lebih irit dalam penggunaan listrik, selebihnya tidak," katanya.

Menurut dia, dalam memproduksi kerajinan rotan berupa tas dan keranjang yang dipadukan dengan vinel, industrinya menggunakan kompresor untuk mengecat, mesin jahit dan blower yang semuanya menggunakan listrik.

"Kalau misalnya ada lembur maka dikurangi penggunaan listrik, terus untuk kompresor lebih hati-hati dalam penggunaan, kalau sudah tidak nyemprot harus dimatikan," katanya.

Ia mengatakan, untuk mendukung operasional industri kerajinan ini setidaknya dibutuhkan daya listrik sebesar 3.500 watt, dengan pengeluaran rata-rata sebesar Rp800.000 per bulan.

"Sementara memang belum ada persiapan khusus, namun kita lihat nanti kalau beban listrik yang harus dibayar terlalu besar baru kita pikirkan," katanya.

Industri kerajinan rotan yang telah dikembangkan sejak 2011 lalu tersebut, saat ini mampu memproduksi kerajinan rotan hingga 2.000 buah per bulan mulai dari beraneka tas dan aneka keranjang rotan.

Ia mengatakan, produk kerajinan rotan itu sekitar 40 persen diekspor ke Jepang dan Iran, sedangkan sisanya sekitar 60 persen dikirim ke berbagai daerah seperti Jakarta dan Bali serta ke Surabaya tiap seminggu sekali.

Ia mengatakan, berbagai kerajinan rotan produksinya dijual dengan kisaran Rp50.000 sampai Rp200.000 per buah tergantung ukuran dan tingkat kesulitan anyaman serta campuran bahan lain seperti vinel maupun kulit.

Ia berupaya mempertahankan kontiunitas produksi dengan menjalin mitra yang sudah menjadi relasinya, agar tetap dapat memberikan kesempatan kerja kepada sebanyak 42 orang, yang merupakan warga setempat.

"Apalagi bahan baku rotan, tidak mengalami kesulitan karena bisa didatangkan dari luar daerah seperti Jepara dan Kalimantan yang merupakan sentra penghasil rotan," katanya.(T.KR-HRI)


Pewarta :
Editor : Heru Jarot Cahyono
Copyright © ANTARA 2025