New York (ANTARA) - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Sabtu pagi WIB setelah laporan harga-harga konsumen AS naik lebih besar dari yang diperkirakan dan China memberlakukan tindakan penguncian COVID-19 baru.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 1,06 dolar AS atau 0,9 persen, menjadi menetap di 122,01 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juli kehilangan 84 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup di 120,67 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak masih membukukan kenaikan mingguan 1,9 persen untuk Brent dan 1,5 persen untuk WTI.

Untuk hari ini, harga minyak merosot bersama dengan saham Wall Street setelah berita bahwa harga-harga konsumen AS meningkat pada Mei. Harga bensin telah mencapai rekor tertinggi dan biaya makanan melonjak, menyebabkan kenaikan tahunan terbesar dalam sekitar 40 tahun. Itu meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan lebih agresif.

"Kekhawatiran itu bisa menjadi indikator kebiasaan konsumen dan meskipun permintaan bensin kuat sekarang, itu pertanda di masa depan bahwa jika harga bensin tidak stabil maka konsumen akan mengurangi (pembelian)," kata Phil Flynn, analis di Price Futures.

Dalam "bendera merah" lainnya untuk permintaan, Shanghai dan Beijing kembali waspada COVID pada Kamis (9/6/2022). Beberapa bagian Shanghai memberlakukan pembatasan penguncian baru dan kota itu mengumumkan putaran pengujian massal untuk jutaan penduduk.

 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024