Kulon Progo (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta meninjau tanggul Nabin di Pedukuhan Pendem, Kelurahan Sidomulyo yang ambrol sepanjang 20 meter akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu.

Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Kartono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan kerusakan tanggul ini menjadi ancaman serius karena sedang memasuki masa tanam, sehingga pasokan air yang stabil dibutuhkan oleh petani.

"Perbaikan segera diperlukan untuk mencegah kerugian lebih lanjut dan menjaga keberlangsungan program ketahanan pangan," katanya.

Ia meminta DPUPKP dan BPBD Kulon Progo siaga dan bergerak cepat melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak dampak bencana hidrometeorologi, khususnya infrastruktur berkaitan dengan pertanian.

"Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang fokus mendongkrak produksi sektor pertanian, sehingga infrastruktur pertanian harus menjadi perhatian serius," katanya.

Kartono mengatakan hari ini, Komisi III juga meninjau irigasi Cikli di Kelurahan Hargorejo yang sering meluap ke permukiman warga saat hujan deras.

Kondisi ini tidak hanya memengaruhi aliran air, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi keselamatan dan aktivitas masyarakat sekitar.

"Masalah ini menjadi perhatian untuk ditangani guna mengurangi risiko yang lebih besar," katanya.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Pancar Topo Driyo mengatakan ketahanan pangan adalah program Pemerintahan Prabowo-Gibran. Infrastruktur pertanian, seperti irigasi sebagai strategis bagi petani.

"Kami berharap kerusakan saluran irigasi ini dapat mengganggu ketahanan pangan masyarakat. Sehingga kami berharap OPD teknis untuk memperbaikinya," katanya.

Ia mengatakan talud dan saluran air yang ambrol di Pedukuhan Pendem, Kelurahan Sidomulyo sekitar 20 meter yang diterjang banjir belum lama ini.

Ia berharap segera direhabilitasi karena saluran irigasi tersebut untuk mengairi sawah sekitar 20 hektare tanaman padi di wilayah Bulak Pendem.

"Kami berharap dari BPBD ataupun bagian sumber daya air DPU segera ditangani menggunakan metode pipa diameter besar untuk sementara waktu guna antisipasi saluran air agar dapat berfungsi tetap bisa mengairi sawah supaya tidak terjadi gagal panen," katanya.


Pewarta : Sutarmi
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025