Pasar Pendem jadi pusat penjualan kambing Kaligesing

id Pasar Pendem jadi pusat penjualan kambing Kaligesing

Pasar Pendem jadi pusat penjualan kambing Kaligesing

Sukiswanto dengan Labas, kambing Kaligesing jenis Kontes yang bernilai Rp100 juta lebih. (Foto Antara/ Budi Santoso)

 Purworejo, (Antara Jogja) - Pasar Pendem yang hanya buka pada hari Sabtu di Purworejo menjadi pusat jual beli Kambing Kaligesing terbesar dengan jumlah ternak diperjualbelikan mencapai 1.000 ekor.

"Tidak kurang dari seribu ekor Kambing Kaligesing dari Jateng, Yogyakarta, Jatim, dan adakalanya dari Jabar, datang ke sini," kata Puji, Staf Bidang Peternakan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo di Pasar Pendem, Sabtu.

 Ia menjelaskan, pasar di  Desa Pandanharjo, Kecamatan Kaligesing itu menjadi terbesar di Indonesia untuk ras Kaligesing.

Pasar mulai ramai sejak Jumat tengah malam dan puncak transaksi Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIB sampai 10.00 WIB. Yang diperjualbelikan mulai anak kambing yang belum lepas sapih sampai kambing dewasa.

Ternak yang diperdagangkan sebagian besar kelas B, C, dan D. Kelas A yang datang biasanya hanya beberapa ekor saja untuk melayani peternak khusus pembibitan.

Karena keterbatasan lahan, truk dan kendaraan bak terbuka berjejer di kanan dan kiri jalan. Sementara ternak dikumpulkan di lapangan sebelah Balai Desa Pandanharjo.

Transaksi dilakukan secara langsung tanpa calo. Namun angka transaksi dibagi 1.000 sehingga ketika menawarkan Rp1,5 juta diucapkan seribu lima ratus.

    
     Ciri Kaligesing

Para peternak sudah paham dengan ciri-ciri asli Kaligesing antara lain telinga menjuntai ke bawah dengan lipatan terbuka ke depan, bentuk rahang bawah lebih menonjol, dan lengkungan hidung yang tajam ke bawah.

Bulu lebat di bagian kaki belakang, punya gelambir di leher serta warna dominan hitam di kepala.

Makin jauh dari karakteristik itu maka harga jualnya makin rendah. Setiap ternak yang masuk akan dipungut retribusi Rp2.000 per ekor yang masuk sebagai kas desa.

Puji menjelaskan, peternak yang datang ingin menjual ternaknya juga berusaha membeli ternak milik peternak yang lain. Beberapa bibit unggul dari Kaligesing juga ada yang dibeli dari pasar itu.

Namun tidak semua peternak memanfaatkan pasar itu untuk menawarkan kambingnya karena beberapa peternak yang sudah punya nama tinggal menunggu di rumah.

Seperti Sukiswanto (37) peternak Kambing Kaligesing di Desa Tlogoguwo, lebih banyak di rumah dan hanya sesekali saja membawa anakan ke Pasar Pendem.

 Sukiswanto mempunyai sekitar 60 ekor yang sebagian mempunyai grade A, bahkan punya dua pejantan kelas kontes yang harganya antara Rp30 juta sampai Rp150 juta per ekor.

"Tahun ini satu pejantan Kambing Kaligesing berusia satu tahun dijual Rp45 juta," kata Sukiswanto.

 Sebelumnya Muhamad Rianto, Kabid Peternakan pada DPPKP Kabupaten Purworejo, menjelaskan Kambing Perah Ras Kaligesing yang masuk grade A atau unggulan tidak dizinkan dijual keluar Kabupaten Puworejo untuk melindungi dari penurunan kualitas genetik.

"Permintaan Kambing Kaligesing cukup tinggi, namun peternak sudah paham untuk tidak menjual yang grade A. Yang grade B, C dan D, boleh jual keluar kabupaten," katanya.

Berdasarkan pendataan, pada triwulan I 2017 tercatat 62.497 ekor, triwulan II 2017 tercatat 61.663 ekor. Sebanyak 75 persen populasi ada di Kaligesing, sisanya tersebar di 16 kecamatan lainnya.

 Harga pasaran Kambing Kaligesing untuk betina yaitu grade A, B, dan C, masing-masing Rp4 juta, Rp3 juta dan Rp2,5 juta. Sementara jantan masing-masing Rp10 juta, Rp5-6 juta dan Rp4 juta.

(T.B013)