Sleman (ANTARA Jogja) - Suara ledakan yang sering menyertai kembang api mengakibatkan ribuan burung kuntul yang selama ini menjadi ikon Desa Wisata Ketingan, Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bermigrasi ke daerah lain.
"Karena takut dengan suara ledakan dan nyala kembang api, maka burung kuntul yang sebelumnya banyak terdapat di wilayah ini bermigrasi ke daerah lain," kata Ketua Desa Wisata Ketingan Haryono di sela-sela gelaran Merti Dusun Ketingan, Minggu.
Menurut dia, meskipun saat ini ribuan burung kuntul tersebut bermigrasi, namun warga setempat yang telah bertahun-tahun akrab dengan kehidupan burung kuntul itu, percaya bahwa burung-burung liar tersebut akan kembali lagi.
"Pada September biasanya burung-burung kuntul yang banyak menghuni pepohonan di sini bermigrasi mencari tempat yang sejuk. Tetapi untuk tahun ini migrasi burung kuntul terjadi lebih awal karena mereka takut pada kembang api saat Lebaran kemarin," ungkapnya.
Ia mengatakan, akibat burung kuntul pergi lebih awal ini Desa Wisata Ketingan terpaksa membatalkan kunjungan wisatawan asal Belgia karena mereka ingin melihat lebih dekat burung kuntul itu, namun rupanya sudah tidak ada.
"Wisatawan asal Belgia ini akhirnya minta dibatalkan dan katanya mengunjungi daerah lain. Mereka rencananya ingin meneliti burung kuntul itu lebih dengan menggelar `live in` di sini selama tiga hari. Namun karena kuntulnya tidak ada, dengan terpaksa harus di batalkan," ucapnya.
Haryono mengatakan, diharapkan petasan atau kembang api tidak semakin banyak dibunyikan di malam hari, terlebih saat hari besar karena suara letusan itu membuat tidak nyaman burung kuntul dan bermigrasi.
"Sebelum banyak petasan yang dibunyikan di wilayah ini, pada musim kemarau itu masih ada satu dua burung kuntul yang terlihat. Meskipun tidak ditemuakn satupun sarang," paparnya.
Sementara itu, Kirab Budaya Merti Bumi di Dusun Ketingan Tlogodadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Minggu berlangsung meriah dengan dihadiri ribuan masyarakat sebagai wujud syukur warga sekaligus "nguri-uri" (melestarikan) budaya Jawa.
Ketua Panitia Merti Dusun, Marjo mengatakan, kegiatan kirab budaya ini diikuti dengan menghadirkan bergada keprajuritan, bergada burung kunthul sebagai ciri khas dari Desa Wisata Ketingan.
Kegiatan ini semakin meriah dengan adanya iring-iringan andong hias sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
"Kegiatan budaya ini akan terus digelar di Desa Wisata Ketingan ini, selain melestarikan tradisi budaya, juga sebagai daya tarik bagi desa wisata," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
Gunung Semeru, Jatim, lima kali erupsi
Jumat, 17 Mei 2024 14:12 Wib
Status Gunung Ruang, Sulut, turun menjadi "siaga"
Senin, 13 Mei 2024 17:23 Wib
Minibus tertabrak KA, empat penumpang meninggal
Selasa, 7 Mei 2024 15:47 Wib
Turun jafi 5 km, jarak rekomendasi Gunung Ruang, Sulut
Senin, 6 Mei 2024 4:48 Wib
Inovasi pemadam api baterai EV ditemukan perusahaan RI
Minggu, 5 Mei 2024 7:48 Wib
KA menuju Bandara YIA efisienkan perjalanan penumpang
Sabtu, 27 April 2024 12:55 Wib
Gunung Ruang, Sulut, tiga kali metetus eksplosif
Rabu, 17 April 2024 10:50 Wib
Puncak arus balik Lebaran 2024, KAI angkut 218 ribu penumpang
Senin, 15 April 2024 18:01 Wib