Penumpang Kereta Api 2012 turun sembilan persen

id Kereta api

Penumpang Kereta Api 2012 turun sembilan persen

Kereta Api (Foto ANTARA)

Jogja (ANTARA Jogja) - Penumpang kereta api di Daerah Operasi VI Yogyakarta selama 2012 tercatat sebanyak 5.647.919 orang atau mengalami penurunan sembilan persen dibanding 2011 sebanyak 6.204.360 orang.

"Memang terjadi penurunan jumlah penumpang kereta api selama 2012 dibanding 2011 karena adanya kebijakan pembatasan jumlah penumpang sesuai ketersediaan tempat duduk," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Sri Winarto di Yogyakarta, Kamis.

Berdasarkan data dari PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta, jumlah penumpang selama 2012 terdiri dari penumpang kereta eksekutif 684.979 orang, bisnis 601.565 orang, ekonomi 1.342.578 orang dan kereta lokal atau komuter sebanyak 3.018.797 orang.

Sedangkan pada 2011, jumlah penumpang kereta eksekutif 676.838 orang, bisnis 718.224 orang, ekonomi 1.656.352 orang dan kereta lokal sebanyak 3.152.946 orang.

Winarto mengatakan, pada 2011 masih ada kebijakan memberikan toleransi keterisian kereta bisnis jarak jauh maksimal 25 persen dari total tempat duduk, dan 50 persen untuk kereta ekonomi jarak jauh.

"Mulai 2012, maksimal keterisian adalah 100 persen. Tidak ada lagi penumpang berdiri. Untuk kereta komuter, masih ada toleransi hingga 50 persen dari total kapasitas," katanya.

Meskipun kuantitas penumpang kereta api di Daop VI Yogyakarta mengalami penurunan, namun Winarto mengatakan, kualitas pelayanan justru mengalami kenaikan karena tidak ada lagi penumpang yang berdiri.

Mengenai target okupansi penumpang pada 2013, Winarto mengatakan belum memperoleh kepastian dari pusat, termasuk penambahan armada kereta api baru.

"Termasuk untuk Maguwo Ekspres. Sampai saat ini, belum ada kepastian dari pusat apakah akan ada lagi atau tidak," katanya.

Keluhan Pengguna Prameks

Salah satu kereta komuter yang diandalkan pekerja dari Solo dan Yogyakarta untuk menuju tempat kerja, Prambanan Ekspres (Prameks) mendapatkan keluhan dari penggunanya karena jadwal keberangkatan yang semakin sedikit.

"Saat ini, perjalanan Prameks hanya tiga kali pulang-pergi. Ini disebabkan armada yang juga terbatas. Sebelumnya, ada enam perjalanan pulang-pergi," katanya.

Masyarakat dari Solo dan Yogyakarta bisa memanfaatkan kereta Sriwedari meskipun tarifnya lebih mahal yaitu Rp20.000 karena dilengkapi pendingin udara. Tarif Prameks adalah Rp10.000 tanpa ada pendingin udara.

"Kami hanya memberikan pilihan ke masyarakat untuk moda transportasi. Jika keberatan, maka mereka bisa memilih moda transportasi lain," katanya.

Winarto menambahkan, meskipun ada keluhan dari pengguna Prameks, namun okupansi Prameks dan Sriwedari masih cukup baik dan selalu penuh setiap hari.

(E013)


Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.