Kotikam bantah terlibat kasus kekerasan Hugo`s

id Lapas

Kotikam bantah terlibat kasus kekerasan Hugo`s

Pengurus Kotikam DIY memberikan penjelasan bahwa organisasi tersebut tidak terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan yang terjadi beberapa hari terakhir, sekaligus mengutuk keras tindakan premanisme. (foto Antara/Afa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Komando Inti Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta, organisasi independen keamanan bentukan masyarakat, membantah terlibat kasus kekerasan di Hugo`s Cafe dan Jalan Dr Sutomo.

"Di tengah masyarakat baik dari mulut ke mulut dan juga pesan singkat telepon genggam, banyak yang mengatakan ada anggota organisasi kami yang terlibat. Kami membantah keras hal itu," kata Ketua Umum Komando Inti Keamanan (Kotikam) DIY Harun Al Rasyid di Yogyakarta, Minggu.

Pada kejadian kekerasan di kafe, seorang anggota Kopassus TNI AD Sertu Santoso meninggal dunia, sedangkan di Jalan Dr Sutomo seorang anggota intel Kodim 0734 Yogyakarta terluka.

Menurut Harun, Kotikam mengutuk keras seluruh tindakan kekerasan tersebut dan bersedia membantu pihak keamanan, baik kepolisian maupun TNI untuk mengusut tuntas tindakan yang kekerasan.

"Bantuan kepada aparat ini bentuknya informasi. Kami siap membantu 24 jam," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Kotikam DIY David Koes Pratopo Soewahyo mengatakan, nama Kotikam DIY hanya dicatut dalam kejadian kekerasan tersebut.

"Akun facebook atau twitter yang mengatasnamakan Kotikam, itu juga bukan merupakan akun resmi kami. Nama kami hanya dicatut. Atas kejadian ini, kami tidak ingin keamanan dan suasana Yogyakarta yang sudah kondusif ini diacak-acak oleh premanisme," katanya.

Ia berharap, mahasiswa asal NTT maupun mahasiswa lain tetap bisa belajar dengan tenang di Yogyakarta.

"Seluruh warga masyarakat harus bisa menjaga kondusivitas dan keamanan di. Yogyakarta," katanya.

Pada 19 Maret, seorang anggota Kopassus TNI AD Sertu Santoso (31) tewas setelah menjadi korban pengeroyokan. Polisi kemudian mengamankan empat orang yang diduga menjadi pelaku pengeroyokan tersebut.

Keempat orang yang diduga pelaku tersebut merupakan warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Polda DIY kemudian menitipkan keempat orang tersebut di LP Cebongan, Sleman.

Namun, pada Sabtu (23/3) dini hari, sekelompok orang masuk secara paksa ke LP Cebongan dan menembak keempatnya hingga tewas.

(E013)

Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.