Ani Yudhoyono usulkan program wajib pendidikan kanak-kanak

id ani yudhoyono usulkan

Ani Yudhoyono usulkan program wajib pendidikan kanak-kanak

Ani Yudhoyono (Foto antaranews.com)

Jakarta (Antara Jogja) - Ibu Negara Ani Yudhoyono mengusulkan agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mempertimbangkan melaksanakan program wajib belajar Taman Kanak-Kanak setelah program Wajib Belajar Pendidikan Dasar tercapai.

"Saya mengusulkan kepada menteri (Mendikbud) setelah Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun ... dapat diusulkan Wajib Belajar Pendidikan Kanak-Kanak," kata Ibu Ani saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia Tahun 2013 di Istana Negara, Selasa.

Usulan Ibu Ani itu didasari atas pentingnya pendidikan usia 0 sampai enam tahun sebagai masa emas untuk menanamkan karakter.

"Investasi dalam bidang 'human resources' jauh lebih berharga daripada investasi di bidang apa pun," katanya.

Ia kemudian merujuk pada pencanangan pentingnya pendidikan karakter bagi anak oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional beberapa waktu lalu.

"Sejak itu, pendidikan karakter harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Dengan demikian, negara melihat pendidikan karakter sebagai hal utama ... yang harus menjadi prioritas," katanya.

Menurut Ibu Ani, salah satu program untuk mendorong pendidikan karakter di usia emas anak 0 sampai enam tahun adalah melalui Gerakan Paudisasi yakni suatu program untuk menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di seluruh penjuru Indonesia.

Hal itu pernah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh pada 13 Maret 2013.

Disebutkan bahwa melalui intervensi kebijakan pemerintah dengan 'Satu Desa Satu PAUD', jumlah desa yang belum tersentuh PAUD makin menurun.

Jika pada 2011 ada 30 ribuan desa yang belum tersentuh PAUD, maka sekarang sudah diturunkan menjadi 26 ribuan desa.

Untuk mencapai target Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD hingga 70 persen pada 2015, Ibu Negara mengatakan ada tiga hal yang harus ditingkatkan yaitu dengan memasukkan PAUD sebagai pendidikan pradasar, memperluas peran masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan PAUD dan meningkatkan peran Bunda PAUD di Kabupaten dan Kota.

Pada kesempatan ini, Ibu Ani juga menyampaikan apresiasi kepada enam Bunda PAUD berprestasi yang menerima penghargaan dari pemerintah yang diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Penerima penghargaan kategori Provinsi adalah Septina Primawati Rusli (Bunda PAUD Provinsi Riau), Truly Sjachroedin (Lampung), dan Nevi Zuarina Irwan Prayitno (Sumbar).

Sementara untuk tingkat Kabupaten/Kota yaitu Marlia Merliana Manukan (Kabupaten Lamandau, Kalteng), Najirah Adi Darma (Kabupaten Bontang, Kaltim), dan Tri Kirana Muspidatun (Kota Yogyakarta, DIY).

"Bunda PAUD adalah profesi sukarela yang dilandasi rasa kasih sayang sehingga harus dapat menjadi lokomotif untuk dapat mendorong segenap elemen dalam masyarakat," katanya.

Turut hadir dalam acara itu antara lain Menkes Nafsiah Mboi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, serta jajaran pengurus Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) antara lain Okke Hatta Rajasa, Sranya Marty Natalegawa, dan Laily M. Nuh.

(G003)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.