Bantul (Antara Jogja) - Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan pembangunan Pasar Ngipik di Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, dapat diselesaikan pada 2015.
"Saat ini sudah dalam proses pembebasan lahan, kemudian untuk pembangunan fisik pasarnya dianggarkan Rp2 miliar, mudah-mudahan bisa selesai tahun ini," kata Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul, Slamet Santosa di Bantul, Kamis.
Menurut dia, pembangunan pasar Ngipik rencananya akan menempati lahan bekas pekarangan warga seluas 5.000 meter persegi, pembangunan pasar baru ini untuk mengganti pasar Ngipik lama yang terletak tidak jauh dari lokasi itu.
Ia mengatakan, pembangunan pasar ini diupayakan karena pasar lama yang terletak di pinggir jalan persimpangan itu seringkali mengganggu lalu lintas kendaraan, sehingga demi kepentingan bersama akan dipindah ke lokasi yang lebih layak.
"Jadi setelah pasar Ngipik yang baru sudah dibangun pedagang bisa langsung pindah ke sana, lokasinya kurang lebih 300 meter dari pasar lama dan jauh dari persimpang, kami harapkan akhir tahun pedagang bisa menempati pasar baru," katanya.
Menurut dia, jumlah pedagang pasar Ngipik lama sekitar 50 orang, namun jumlah tersebut belum termasuk pedagang arahan atau yang tidak memiliki kios maupun los sebagai tempat menetap dalam menjajakan dagangannya.
"Kalau untuk kapasitas pedagang di pasar Ngipik baru jelas lebih banyak dari pasar lama, bisa bertambah hingga dua kali lipat, kami harap semua pedagang bisa tertampung di pasar," kata Slamet Santosa.
Selain Pasar Ngipik, katanya, pada tahun anggaran 2015 akan dibangun Pasar Grogol di Desa Mulyodadi dengan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp800 juta, kemudian rehabilitasi Pasar Koripan di Desa Dlingo dengan dana DAK sebesar Rp600 juta.
"Selain merehabilitasi bangunan juga ada pembuatan los baru, menambah fasilitas seperti MCK dan menata halaman pasar. Jika sudah selesai dikerjakan masing-masing pasar kapasitas pedagangnya bisa nambah, minimal dua kali lipat," katanya.
(KR-HRI)
