Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta mendokumentasikan seluruh desain dari peserta lomba desain motif batik khas Yogyakarta dalam sebuah buku.
"Tujuannya adalah agar seluruh desain tersebut bisa didokumentasikan dengan baik. Pembuatan buku ini akan kami usulkan melalui anggaran perubahan," kata Kabid Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, buku dokumentasi desain batik tersebut tidak hanya akan berisi 20 desain motif batik yang dinobatkan sebagai finalis, tetapi juga ratusan karya dari peserta lainnya.
Dalam lomba desain motif batik khas Yogyakarta yang digelar Mei, panitia lomba menerima 468 karya batik dari 410 peserta karena ada beberapa peserta yang menyerahkan lebih dari satu karya.
Selain desain, di dalam buku tersebut juga akan disampaikan filosofi yang terkandung dari setiap motif batik.
Lomba desain motif batik khas Yogyakarta tersebut dimenangkan oleh pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kota Yogyakarta Suparjoko dengan desain motif batik yang diberi nama "Ceplok Segoro Amarto".
Buku desain motif batik tersebut akan dicetak berwarna sehingga lebih menarik dan menggunakan kertas yang mengkilap. "Cetakannya hampir sama seperti buku ensiklopedi batik yang sudah pernah kami cetak sebelumnya," katanya.
Pada tahap awal, buku akan dicetak sekitar 20 eksemplar dan dimungkinkan ditambah sesuai permintaan dari masyarakat.
Selain mencetak buku, Tri Karyadi mengatakan, sedang menyiapkan cetakan atau cap motif batik yang akan digunakan sebagai seragam pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Kami menggabungkan berbagai motif batik dari pemenang lomba ini untuk membentuk motif baru namun tidak terlalu menyimpang dari motif pemenang," katanya.
Desain motif batik yang akan digunakan sebagai seragam PNS tersebut sudah disampaikan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang akan melakukan pengadaannya.
"Nantinya, batik akan dicetak dengan cap dan bukan batik tulis karena akan sangat lama dan membutuhkan biaya besar. Yang pasti, bukan batik `printing`," katanya.
Ia berharap, batik untuk peragam PNS tersebut bisa direalisasikan tahun ini.
(E013)
Berita Lainnya
Pemkab Bantul bentuk karakter generasi muda melalui lomba MTQ tingkat pelajar
Sabtu, 19 Oktober 2024 18:20 Wib
DP3 Sleman gelar lomba paduan suara Kelompok Wanita Tani
Kamis, 19 September 2024 19:27 Wib
DKP Kulon Progo apresiasi nelayan peserta lomba produktivitas
Kamis, 19 September 2024 9:09 Wib
Warga gelar lomba menembak tikus untuk tekan gagal panen
Jumat, 13 September 2024 11:24 Wib
36 negara pamerkan karya seni kaligrafi di MTQ Nasional
Selasa, 10 September 2024 9:21 Wib
Bupati Sleman: Lomba LPMK memotivasi implementasi pemberdayaan masyarakat
Senin, 9 September 2024 14:59 Wib
Sekda Bantul sebut LPM mitra strategis pemberdayaan masyarakat
Kamis, 5 September 2024 17:55 Wib
Kelurahan Parangtritis Bantul mewakili DIY lomba desa tingkat nasional
Selasa, 27 Agustus 2024 20:14 Wib