Bantul (Antara Jogja) - Hutan mangrove di kawasan Pedukuhan Baros, Desa Tirtohargo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus dikembangkan supaya dapat bermanfaat bagi masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir tersebut.
"Kondisi hutan mangrove kini masih tahap pengembangan, yang dulunya nol, sekarang sudah ada lima hektare," kata Ketua II Keluarga Pemuda Pemudi Baros selaku pengelola kawasan hutan mangrove Baros, Junianto Handoko di Bantul, Minggu.
Menurut dia, hutan mangrove di kawasan muara Sungai Opak sebelah utara pantai selatan seluas lima hektare itu terbilang kecil, meski penanaman bibit mangrove di kawasan itu sudah dimulai sejak 2003.
Ia mengatakan, potensi lahan yang bisa dikembangkan hutan mangrove di pesisir tersebut sekitar 130 hektare, sehingga upaya perluasan terus dilakukan dengan penanaman bibit pohon bakau yang hidup di air payau itu tiap seminggu dua minggu sekali.
"Bibit mangrove mengambil dari wilayah Semarang dan Cilacap (Jawa Tengah), namun ke depan diupayakan pengembangan bibit pohon mangrove di Baros. Kalau sekarang ini luasnya masih minim. Kita akan tambah lagi sampai seratus hektare," katanya.
Menurut dia, fungsi hutan mangrove di kawasan pesisir sangat beragam, misalnya untuk menanggulangi abrasi pantai yang terjadi tiap tahun dan menyaring kadar garam laut yang dibawa angin ke lahan pertanian milik warga setempat.
Selain itu, kata dia, mampu memecah gelombang ketika terjadi tsunami karena akar pohon bakau cukup kuat, serta dapat menjadi habitat untuk ikan dan kepiting yang saat ini sudah diprogramkan pemerintah kabupaten.
"Harapan kami pemerintah dan masyarakat tetap mendukung pengembangan hutan bakau di Baros karena ini merupakan satu-satunya di Kabupaten Bantul. Dari segi fungsinya juga untuk melindungi masyarakat dari bencana," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Usaha, Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan Perikanan DKP Bantul, Nanang Dwi Atmoko mengatakan, terus mendorong pengembangan hutan bakau di kawasan Pantai Baros supaya semakin menarik dikunjungi wisatawan.
"Hutan mangrove akan terus dikembangkan supaya bisa menjadi kawasan wisata sesuai potensinya. Kami juga akan bangun beberapa fasilitas pendukung misalnya jembatan kecil, jalan memutar yang mengelilingi kawasan," katanya.
(T.KR-HRI)
