SCI: stem cell terapi menjanjikan penyakit degeneratif

id kalbe farma

SCI: stem cell terapi menjanjikan penyakit degeneratif

PT Kalbe Farma Tbk (Foto id.kalbe.co.id)

Yogyakarta (Antara) - Terapi stem cell atau sel punca menjadi salah satu terapi yang sangat menjanjikan bagi penyakit degeneratif, kata Direktur Stem Cell and Cancer Institute (SCI) Sandy Qlintang.
     "Penyakit degeneratif itu antara lain alzheimer, parkinson, stroke, jantung, ginjal, dan osteoporosis. Sebagian besar terapi hanya mengobati gejala dan menunda perkembangan penyakit tersebut," katanya di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, Sabtu.
     Pada program edukasi kesehatan "dr Boenjamin Setiawan Distibgished Lecture Series" (DBSDLS) 2016, Sandy mengatakan tren penyakit degeneratif terus meningkat seiring bertambahnya usia harapan hidup penduduk Indonesia.
     Menurut dia, keberhasilan pengembangan penelitian dan penggunaan stem cell sebagai terapi anti-ageing bagi penduduk Indonesia khususnya usia lanjut telah membuka peluang bagi masyarakat luas untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
     "Penerapan terapi itu memungkinkan masyarakat untuk memiliki masa produktivitas dan jangka waktu hidup yang lebih panjang," kata Sandy yang juga Ketua Umum Penyelenggara DBSDLS 2016.
     Ia mengatakan, tubuh manusia memiliki banyak jenis sel yang bersumber dari sel punca atau stem cell. Saat stem cell ini membelah, maka akan memperbanyak diri menjadi sel-sel spesifik atau sel jenis lain yang akan memperbaiki organ tubuh yang rusak.
     "Butuh waktu 3-4 minggu untuk mengkultur stem cell sebelum ditanam dalam organ tubuh pasien. Waktu 3-4 minggu itu untuk menunggu hingga stem cell berkembang dan siap ditanam," katanya.
     Menurut dia, DBSDLS bertema "Revolusi Anti-Ageing Melalui Stem Cell" merupakan program edukasi kepada dokter, dosen, dan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk melalui salah satu unit bisnisnya SCI.
     "DBSDLS merupakan upaya Kalbe dan SCI berbagi informasi mengenai kemajuan mutakhir yang telah dicapai dalamperkembangan teknologi dan riset terkini yang ditujukan untuk peneliti, akademisi, dan praktisi kesehatan," katanya.
     Ia mengatakan, melalui DBSDLS itu Kalbe berharap dapat berbagi dan berdiskusi dengan para pakar sel punca sehingga dokter, peneliti, dan pemangku kebijakan di Indonesia dapat mengikuti perkembangan riset dan teknologi sel punca yang terkait dengan proses ageing dan pengembangannya.
     "Kami yakin semua itu akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya tercapainya Indonesia yang lebih sehat," kata Sandy.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024