"Kami akan tawarkan program itu di setiap rumah sakit. Saat ini baru ada di Rumah Sakit Kota Yogyakarta," kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY Umar Priyono di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Umar, selain untuk menonjolkan nilai budaya di Yogyakarta, gagasan pertunjukan musik tradisional di ruang publik dapat berfungsi sebagai sarana hiburan sekaligus terapi.
"Jadi masyarakat sambil menunggu antrean di rumah sakit nanti bisa sambil menikmati hiburan. Musik gamelan juga bisa menjadi terapi juga," kata dia.
Musik gamelan yang dihadirkan, menurut Umar, cukup sederhana karena hanya menonjolkan alat musik siter atau biasa disebut "siteran". "Cukup sederhana karena cukup satu pemain siter dan satu sinden," kata dia.
Ia mengatakan bagi rumah sakit yang berminat dengan program pojok budaya itu, Dinas Kebudayaan DIY dalam program itu akan membiayai operasional pertunjukan musik gamelan. "Kalau ada yang berminat akan kami biayai," kata dia.
Adapun pojok budaya berupa musik gamelan yang saat ini sudah ada di Rumah Sakit Kota Yogyakarta setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, belum dibiayai Dinas Kebudayaan.
"Untuk RS Kota Yogyakarta, sementara masih kesadaran sendiri," kata dia.***4***
(L007)