Pengemudi bentor minta dilibatkan susun modifikasi becak

id becak

Pengemudi bentor minta dilibatkan susun modifikasi becak

Ilustrasi (Foto ANTARA/Wahyu Putro)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pengemudi becak motor yang tergabung dalam Paguyuban Becak Motor Yogyakarta berharap bisa dilibatkan dalam menyusun desain atau rancangan modifikasi becak agar sesuai dengan kebutuhan agar becak benar-benar bisa digunakan.

"Kami berharap bisa dilibatkan saat pemerintah menyusun desain atau prototipe becak agar becak yang dihasilkan bisa digunakan. Kami, para pengemudi becak motor (bentor) tentunya tahu apa yang kami butuhkan. Bagaimanapun juga, kami nantinya yang akan menggunakan," kata Ketua Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY) Suparmin saat melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Selasa.

Ia berharap, rancangan atau desain becak dari Pemerintah Kota Yogyakarta tersebut tetap menggunakan motor berbahan bakar minyak sebagai penggerak utamanya asalkan tetap memperhatikan pembatasan kecepatan.

Suparmin kemudian mencontohkan becak di Gorontalo yang menggunakan motor sebagai penggerak utamanya. "Becak di Gorontalo hampir sama dengan becak di Yogyakarta. Penumpang berada di depan dan pengemudi di belakang. Nyatanya, becak motor di daerah tersebut tetap bisa beroperasi," katanya.

Ia juga mengusulkan agar tidak ada pembatasan zonasi untuk becak motor di Malioboro seperti yang sudah diterapkan selama ini. Pembatasan zonasi tersebut menyebabkan pengemudi becak motor kesulitan memperoleh penumpang karena kalah bersaing dengan taksi online.

"Dan selama belum ada aturan yang tegas mengenai becak motor, maka kami minta agar kami tetap diperbolehkan beroperasi. Kami berkomitmen untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Affrio Sunarno mengatakan, akan menyampaikan tawaran ke sejumlah sekolah khususnya SMK untuk membuat desain becak dengan alat bantu gerak bukan bahan bakar minyak (BBM).

"Tahun ini kami harapkan sudah ada desain prototipe becak yang masuk. Nanti akan kami seleksi. Targetnya, ada delapan desain yang memenuhi syarat. Baru pada 2018 akan diwujudkan. Anggaran yang disiapkan Rp100 juta," katanya.

Sejumlah spesifikasi teknis untuk desain becak dengan alat bantu gerak tersebut di antaranya menggunakan rem di ketiga roda, kecepatan maksimal 20 kilometer per jam, fasilitas pengaman untuk penumpang dan tidak menggunakan BBM. "Tenaga penggerak alternatif bisa menggunakan listrik atau gas," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah tidak akan memiliki kewenangan jika pengemudi becak motor tetap berkeinginan untuk menggunakan motor sebagai tenaga utamanya. Penggunaan motor menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan.

"Nanti, pengemudi becak harus melakukan uji tipe untuk memastikan becak motor mereka aman dikendarai di jalan untuk mengangkut penumpang," katanya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Yogyakarta mengusulkan becak dengan alat bantu gerak dari listrik atau gas sehingga modifikasi tidak harus mendapatkan izin dari kementerian. "Pengemudi becak juga tetap bisa mengayuh becaknya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pilihan listrik atau gas juga disebabkan bahan bakar tersebut aman atau ramah pada lingkungan. "Selain menekan polusi udara, penggunaan listrik atau gas juga bisa menekan polusi suara." katanya. ***1***
(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024