DIY mendukung perajin perak dengan teknologi

id perak

DIY mendukung perajin perak dengan teknologi

Pengrajin perak (Foto Antarajogja.com)

Yogyakarta (Antara) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta akan mendukung peningkatan daya saing perajin perak di daerah ini dengan memasukkan alat produksi berbasis teknologi.

"Program ini akan kami realisasikan tahun ini. Sekarang baru tahap sosialisasi," kata Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Syahbenol Hasibuan di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, hingga saat ini sebagian besar perajin perak di Kota Gede Yogyakarta masih menggunakan cara serta peralatan tradisional untuk berproduksi. Selain di Kota Gede, sentra kerajinan perak di DIY juga terdapat di Pampang, Paliyan, Gunung Kidul.

Dalam waktu dekat, menurut dia, Dekranasda DIY akan membantu menerapkan teknologi baru seperti yang digunakan para perajin perak atau silver di Malaysia dan Thailand.

"Kami sudah melakukan studi banding ke Malaysia dan Thailand. Teknologi yang digunakan memang mampu membantu proses produksi lebih cepat dengan kualitas yang bagus," kata dia.

Selain efektif meningkatkan daya saing kerajinan perak, menurut dia, penggunaan alat produksi berbasis teknologi juga akan mendukung upaya regenerasi perajin perak.

"Jika hanya menggunakan cara-cara tradisional lama tidak akan banyak generasi muda yang tertarik," kata dia.

Menurut dia, potensi perajin perak di DIY perlu dihidupkan kembali mengingat sentra kerajinan perak di Kota Gede pernah mengalami masa kejayaan di masa lalu. Kerajinan perak, kata dia, produk budaya Yogyakarta selain kerajinan kulit, keris, dan batik.

"Dulu sebelum masa reformasi ekspor kerajinan perak Kota Gede cukup tinggi," kata dia.

Wakil Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Kecil Mataram (Asperam) Yogyakarta, Pandit Anggoro Triprasetyo?meyakini pemberian insentif dengan alat produksi berbasis teknologi dapat menjadi terobosan para pengrajin meningkatkan hasil produksi.

"Dengan teknologi dimungkinkan akan mampu menekan biaya operasional karena proses pembuatan lebih cepat," kata dia.

Saat ini, menurut dia, satu pengrajin di Kotagede rata-rata hanya mampu mencetak hasil produksi dengan jumlah rata-rata 10 unit dalam sehari.

Dengan begitu, lanjut dia, kerajinan di Kotagede tentunya masih berat untuk bersaing dengan produk kerajinan perak dari daerah lain atau negara lain.

(L007)