Kulon Progo sediakan rusunawa buruh

id rusunawa

Kulon Progo sediakan rusunawa buruh

Ilustrasi pembangunan rusunawa (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangunkan rumah susun sewa sederhana di Kawasan Industri Sentolo yang diperuntukan bagi buruh di wilayah ini.

Kepala Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo Suparno di Kulon Progo, Kamis, mengatakan saat ini ada tiga rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di Triharjo dan Giripeni di Kecamatan Wates, dan rusunawa di Tuksono, Kecamatan Sentolo.

"Rusunawa di Triharjo dan Giripeni diperuntuhkan bagi umum, sedangkan Rusunawa Tuksono khusus bagi buruh di kawasan industri. Rencananya Rusunawa Tuksono akan dibuka sebelum Ramadhan 2018," kata Suparno.

Ia mengatakan saat ini pihaknya belum menyiapkan unit pelaksana teknis (UPT) yang secara khusus mengelola rusunawa karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat belum menyerahkan aset tiga rusunawa di Kulon Progo.

Selama ini, penghuni rusunawa di Triharjo hanya dibebani biaya operasional seperti listrik, air, sampah dan jasa keamanan.

"Kami belum menarik biaya sewa rusunawa, karena aset rusunawa belum diserahkan ke pemkab," katanya.

Suparno mengakui minat buruh atau masyarakat menempati rusunawa masih sangat rendah. Sehingga, biaya operasional rusunawa membengkak dan membebani pemkab.

"Kami harus menanggung beban biaya perawatan karena tidak ditanggung pusat," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Eko Wisnu Wardana mengatakan pabrik yang dibangun di Kulon Progo mayoritas tenaga lokal di sekitar pabrik. Pekerja dari luar Kulon Progo sangat sedikit, dan paling jauh dari Sleman dan Bantul.

"Pekerja atau buruh lebih memilih pulang ke rumah dibandingjan tinggal di rusunawa. Jam kerja juga hanya delapan jam, sehingga mereka bisa bekerja lain," katanya.

Meski demikian, ia mengatakan rusunawa sangat penting seiring perkembangan pembangunan megaproyek di wilayah itu. Ke depan, rusunawa menjadi incaran pekerja dari luar daerah dengan adanya bandara.

"Saat ini mungkin belum banyak diminati, tapi dua tahun ke depan, tiga rusunawa tidak mampu menampung jumlah pekerja," katanya.