PKL kuliner di Malioboro siap ditata

id PKL, kuliner, malioboro, penataan

PKL kuliner di Malioboro siap ditata

Ilustrasi suasana di kawasan Malioboro Yogyakarta (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Pedagang kaki lima kuliner di Jalan Malioboro menyebut bahwa komunitas tersebut siap ditata menyusul penataan fisik di kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta tersebut yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir.

“Memang belum ada sosialisasi secara resmi, tetapi kami siap ditata asal jangan dipindah dari Malioboro,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malam Malioboro Sukidi di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, pedagang kaki lima (PKL) khususnya pedagang kuliner di Jalan Malioboro sangat memahami jika kawasan wisata tersebut perlu terus berbenah diri agar semakin baik dan tetap menjadi tujuan utama wisata di Kota Yogyakarta.

Pemerintah, lanjut dia, sudah melakukan penataan fisik di kawasan Malioboro sehingga terlihat lebih rapi dan tertata. “Penataan kawasan sudah dilakukan dengan baik sehingga kami pun harus mengikuti. Kami perlu menciptakan keseimbangan dengan melakukan penataan untuk PKL,” katanya.

Sukidi menambahkan, seluruh PKL kuliner malam di Jalan Malioboro sudah memenuhi ketentuan luasan lahan yang diperbolehkan sesuai aturan yang berlaku yaitu maksimal 7,5 meter dengan lebar sekitar dua meter.

“Jika ada yang memiliki lahan lebih dari 7,5 meter, maka biasanya lokasi tersebut diatasnamakan dua pedagang,” katanya yang menyebut ada sekitar 50 pedagang lesehan kuliner yang buka dari sore dan malam hari mulai dari ujung utara Jalan Malioboro hingga utara Pasar Beringharjo.

Ia menyebut, salah satu penataan yang perlu dilakukan pedagang kaki lima agar PKL kuliner terlihat lebih rapi adalah menyeragamkan tenda.

“Saya kira, dengan tenda yang seragam, suasana di PKL kuliner Malioboro sudah akan tampak rapi,” katanya.

Ia pun memastikan, pedagang juga mematuhi aturan terkait pembuangan limbah yaitu dibuang ke semacam bak penampungan yang sudah disiapkan. “Limbah tidak dibuang sembarangan. Tetapi, kami harus selalu lapor ke UPT Malioboro jika penampungan sudah penuh. Nanti, ada yang melakukan penyedotan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto mengatakan, ada sekitar 2.000 PKL di kawasan Malioboro, baik di sisi timur maupun di barat jalan.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, penataan kawasan Malioboro membutuhkan sinergitas dan kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan dan komunitas yang ada di kawasan tersebut.

“Pembenahan dan penataan yang kreatif dan inovatif akan menjadikan Malioboro semakin hidup dan bertahan dalam persaingan destinasi wisata yang semakin ketat,” katanya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempertahankan agar Malioboro dapat bersaing sebagai destinasi wisata yang menarik adalah menjaga kebersihan kawasan tersebut. “Pedagang bisa membentuk semacam zona dan bertanggung jawab menjaga kebersihan di zona masing-masing,” katanya.
Baca juga: PKL Malioboro diminta bersabar menunggu penataan
 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024