Wabup Kulon Progo ajak masyarakat ramah kepada disabilitas psikososial

id Kesehatan jiwa,Kulon Progo

Wabup Kulon Progo ajak masyarakat ramah kepada disabilitas psikososial

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bertekad bebas gangguan jiwa dan bebas pasung. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengajak seluruh masyarakat menjaga kesehatan jiwa dan ramah kepada penyandang gangguan jiwa atau disabilitas psikososial.

"Peduli kesehatan jiwa sama pentingnya dengan peduli terhadap kesehatan tubuh. Tanpa disertai jiwa sehat, tubuh yang sehat tidak kalah berbahayanya dengan tubuh yang terserang penyakit," kata dia  dalam acara Jambore Hari Kesehatan Jiwa di Alun-Alun Wates, Kulon Progo, Minggu.

Ia mengatakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menempati angka gangguan jiwa paling tinggi se-DIY.

Untuk itu, kata dia, penting mengutamakan isu kesehatan jiwa di tengah-tengah masyarakat dan mengupayakan serta memperkuat sistem kesehatan jiwa yang memadai, peran para pihak dan keterlibatan masyarakat dalam mengawal kebijakan kesehatan jiwa.

"Kami berharap Jambore (Hari, red.) Kesehatan Jiwa mampu mampu menggerakkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya kesehatan jiwa dan mendorong produk-produk kebijakan kesehatan jiwa dari level desa, kebijakan daerah sampai kebijakan tingkat pusat yang komprehensif," kata Sutedjo.

Ia mengatakan Jambore Hari Kesehatan Jiwa upaya promosi dalam bentuk kampanye advokasi kesehatan jiwa yang bertujuan memobilisasi dukungan para pihak dan peran masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan jiwa yang lebih inklusif dan menghapus stigma terhadap orang dengan disabilitas psikososial.

"Mari kita selalu menjaga kesehatan jiwa, dan peka terhadap kesehatan jiwa," katanya.

Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Chatarina Sari, mengatakan tentang pentingnya kebersamaan komitmen dan dukungan supaya kesehatan jiwa sebagai hal yang harus dipikirkan serta dikuatkan kepedulian terhadap mereka yang mengalami gangguan kejiwaan dari level paling rendah sampai paling tinggi dengan menandatangani petisi dukungan program bangkit jiwa.

"Komitmen bahwa kita mendukung kegiatan pelaksanaan kesehatan jiwa di masyarakat, agar di masing-masing desa berupaya untuk menjadi desa siaga sehat jiwa dengan mengupayakan menghindari tindakan pasung, karena dapat memperparah keadaan,” katanya.

Ia mengajak masyarakat tidak mendiskriminasi, tidak menyingkirkan saudara yang mengalami gangguan kejiwaan.

Ia menjelaskan pelaksanaan rehabilitasi berbasis masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, Dinas Kesehatan atau keluarganya, tetapi membutuhkan bantuan dari masyarakat sekitar.

"Kami mengajak semua pihak untuk peduli dan mendukung gerakan kita dengan mendampingi, bersosialisasi bersama teman yang mengalami ganguan kejiwaan,” kata Chatarina.