Gunung Kidul berikan antibiotik 540 warga terduga terpapar antraks

id Antraks,Gunung Kidul,Dinkes Gunung Kidul

Gunung Kidul berikan antibiotik 540 warga terduga terpapar antraks

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Semua yang berisiko terpapar antraks, kami berikan antibiotik.
Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan antibiotik bagi 540 warga Dusun Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan, Desa Gombang, yang diduga terpapar antraks.

"Semua yang berisiko terpapar antraks, kami berikan antibiotik," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati di Gunung Kidul, Jumat.

Ia mengatakan kronologis adanya kasus antraks berawal saat Dinas Kesehatan menerima informasi mengenai adanya sapi mati tidak wajar. Kemudian, Dinkes menerjunkan tim dari "one health" terdiri dari 50 orang berasal dari berbagai sektor, mulai dari dokter hingga tim dari dinas lain, dengan leading sektor Dinas Kesehatan.

Baca juga: RSUD Wonosari merawat belasan pasien yang diduga terpapar antraks

Setelah dilakukan penerjunan diketahui ada 41 orang yang kontak langsung dengan hewan ternak yang mati secara mendadak. Sampel darah, dan serum mereka langsung dikirim ke BBVET Wates, dan Bogor.

"Namun hingga kini belum diterima hasil pemeriksaannya, termasuk warga yang meninggal. Kalau di Bogor itu sangat teliti mereka, jadi ya lama belum bisa kita pastikan kapan hasilnya keluar,” katanya.

Irawati mengatakan Dinas Kesehatan juga melakukan surveilans selama 120 hari ke depan untuk memantau perkembangan di lokasi di Kecamatan Ponjong itu. Sebab, untuk masa inkubasi bakteri antraks sendiri diperkirakan berlangsung selama 1 sampai 60 hari.

"Kami juga melakukan pemantauan selama 2 kali 60 hari ke depan untuk memantau di lokasi,” katanya.

Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari merawat 12 orang yang diduga terpapar penyakit antraks, satu orang di antaranya sudah meninggal dunia akhir 2019.

Baca juga: KPU Gunung Kidul terima pendaftaran tiga calon perseorangan Pilkada 2020

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari Triyani Heni Astuti mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah mereka positif antraks atau tidak.

Ia mengatakan sejak kasus antraks muncul pertengahan 2019, RSUD Wonosari menyiapkan ruangan dan dokter penyakit dalam untuk menangani jika ada pasien dugaan antraks. Sejak Desember 2019, pihaknya menerima 12 orang yang berasal dari daerah diduga terpapar antraks. Satu diantranya meninggal dunia.

"Kami masih menunggu sampel darah yang diperiksa di Laboratorium di Bogor, Jawa Barat," kata Triyani.