Kulon Progo (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak untuk memperbaiki terowongan saluran air Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, yang ambles.
Ketua Komisi III DPRD Kulon Proggo Nur Eny Rahayu di Kulon Progo, Minggu, mengatakan amblesnya terowongan saluran air di Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan berpotensi mengancam 7.000 hektare tanaman padi gagal panen akibat kekurangan air.
"Kondisi terowongan saluran air di Dusun Sambiroto yang ambles semakin parah. Sekarang, pintu airnya ditutup. Hal ini berdampak pada 7.000 hektare tanaman padi terancam gagal panen," kata Eny disela-sela inspeksi mendadak di terowongan saluran air di Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto.
Ia mengatakan Komisi III DPRD Kulon Progo sudah berkoordinasi dengan bidang pengairan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo. Komisi III meminta supaya DPUPKP segera berkoordinasi Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) memperbaiki saluran yang ambles.
"Hari ini (Minggu, 23/2) karena libur, kami minta DPUPKP mempersiapkan langkah antisipasi atas kejadian ini. Kami juga minta DPUPKP segera bergerak cepat karena ribuan hektare tanaman padi tidak bisa panen kalau tidak segera diperbaiki," katanya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Yuli Yantoro mengatakan saat ini, ribuan hektare lahan pertanian di Kulon Progo sedang memasuki masa tanam, Komisi III minta tanah ambles di atas terowongan saluran air di Sambiroto dikeruk terlebih dahulu.
"Kalau dilihat dari fisik, tanah ambles bisa dikeruk dengan alat berat. Hal terpenting, tanah yang ambles dikeruk, dan air mengalir. Perbaikannya dilakukan menggunakan APBD Perubahan 2020," harapnya.
Ia mengatakan hingga saat ini, DPUPKP dan BPBD Kulon Progo belum melakukan tindakan apapun. "Kami minta DPUPKP bekerja cepat, supaya ribuan hektare tanaman padi bisa panen," harapnya.
Anggota Komisi III DPRD Kulon Progo Pancar Topodriyo mengatakan amblesnya terowongan saluran air di Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto, selain mengganggu aliran irigasi untuk ribuan hektare sawah dan kemungkinan gagalnya panen, juga mengganggu akses jalan inspeksi untuk mengangkut hasil pertanian dan akses petani menuju ke sawah.
"Untuk itu, kami berharap BBWSSP menangani kasus amblesnya gorong-gorong secepatnya," kata Pancar.
Berita Lainnya
WFF 2024 di Bali, Indonesia buka Museum Air di Tabanan
Kamis, 28 Maret 2024 15:22 Wib
Masjid Sheikh Zayed Solo-MUI edukasi pengunjung soal pemanfaatan air
Rabu, 27 Maret 2024 9:57 Wib
BRIN: Tak terkait banjir dengan isyarat kemunculan Selat Muria
Kamis, 21 Maret 2024 8:03 Wib
Polri mengirim pompa air atasi banjir di Jawa Tengah
Selasa, 19 Maret 2024 5:57 Wib
Dinas Kesehatan Bantul mengimbau jaga kecukupan air minum selama Ramadhan
Senin, 18 Maret 2024 11:06 Wib
Tiga pesawat tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Kualanamu
Senin, 18 Maret 2024 6:16 Wib
ULM pasang penjernih air untuk masyarakat pesisir
Senin, 18 Maret 2024 5:16 Wib
BRIN: Developer kota satelit harus pikirkan sanitasi
Kamis, 14 Maret 2024 8:12 Wib