Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membangun embung sistem geomembran di Desa Planjan, Kecamatan Saptosari dalam rangka mendukung sektor pertanian.
"Embung dengan sistem geomembran berpotensi dibangun di wilayah ini, diharapkan segera terealisasi karena anggarannya tidak terkena refocusing," kata Bupati Gunung Kidul Sunaryanta di Gunung Kidul, Jumat.
Embung geomembrane buatan atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro yang dibangun untuk menampung kelebihan air di musim hujan dengan menggunakan material kedap air sebagai lapisannya dengan cara memanfaatkan tangkapan air hujan (sungai) di sekitarnya.
Ia mengatakan di sisi selatan wilayah Gunung Kidul akan dikembangkan untuk sektor pertanian. Hal tersebut didasari karena sebagian besar lahan kering tadah hujan yang mengandalkan curah hujan.
Secara geografis, sisi selatan wilayah Gunung Kidul memiliki potensi untuk dikembangkan, namun belum tercukupinya kebutuhan air menjadi satu permasalah pokok.
Untuk mengatasi hal tersebut dan cara meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah Planjan, pemerintah desa mengusulkan pembuatan embung dengan menyiapkan lahan kas desa seluas lebih dari 6.000 meter persegi.
"Lahan ini yang akan diproyeksikan pembangunan embung geomembran yang mampu menampung kapasitas 1 juta meter kubik air," kata Sunaryanta.
Bupati mengatakan berdasarkan pemaparan Pemerintah Desa Planjan, dari calon lokasi embung, berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Desa Planjan lokasi berupa lembah yang di kelilingi bukit berada di bahu jalan kabupaten.
Saat hujan, genangan air mampu mencapai hingga badan jalan, namun akan cepat surut bermuara di sebuah luweng sisi bukit. Melihat Potensi tersebut menjadi lokasi yang dipilih dalam pembangunan embung.
"Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan pihak terkait untuk segera mendesain dan bila nantinya dapat dibangun akan berdampak kuat dalam mendukung sektor pertanian maupun sektor lainya sebagai dampak multiplier effeknya," katanya.
Pembangunan embung perlu dukungan dan sinergi masyarakat harus terus dibangun dan ditingkatkan sebagai upaya percepatan pembangunan, pembangunan tidak dapat berjalan sepenuhnya bila dilakukan oleh pemerintah saja tanpa ada campur tangan dari seluruh elemen yang ada.
"Percepatan pembangunan embung perlu sinergitas semua pihak. Kami berharap peran serta masyarakat untuk menjaga lingkungan di lingkungan calon embung," katanya.
Berita Lainnya
Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 500 meter
Jumat, 13 September 2024 13:02 Wib
Warga Rusia hilang saat mendaki Gunung Rinjani
Kamis, 12 September 2024 13:22 Wib
PAFI Gunung Kidul sasar masyarakat DIY melalui inovasi kesehatan
Senin, 9 September 2024 13:18 Wib
Gunung Ibu erupsi tiga kali pada Senin dini hari
Senin, 9 September 2024 11:01 Wib
Gunung Merapi luncurkan tiga awan panas guguran dalam sepekan
Minggu, 8 September 2024 22:35 Wib
Gunung Semeru kembali erupsi
Minggu, 8 September 2024 14:00 Wib
Gunung Kidul, DIY, diguncang gempa 5,8 magnitudo
Senin, 26 Agustus 2024 20:49 Wib
Guguran lava meluncur sebanyak 13 kali dari Gunung Merapi sejauh 1,6 km
Minggu, 18 Agustus 2024 12:29 Wib