Gunung Kidul buka wisata edukasi berbasis komoditas jati

id wisata edukasi,Gunung Kidul

Gunung Kidul buka wisata edukasi berbasis komoditas jati

Pemkab Gunung Kidul melakukan pemetaan wisata edukasi berbasis jati. (ANTARA/HO - Dinas Pariwisata Gunung Kidul)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membuka wisata edukasi berbasis komoditas jati, madu, dan bambu, dalam rangka mendongkrak perekonomian masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Setda) Gunung Kidul Siti Isnaini Dekoningrum di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan bahwa untuk memetakan calon lokasi wisata edukasi pihaknya menggandeng peneliti dari Kanoppi2.

"Kami telah mendiskusikan dan merumuskan bersama potensi pengembangan wisata edukasi berbasis komoditas jati, madu dan bambu di Gunung Kidul. Saat ini, ada lima sampai enam lokasi yang ke depannya menjadi lokasi wisata edukasi," kata Siti Isnaini Dekoningrum.

Perlu diketahui, Kanoppi2 adalah proyek yang didanai oleh lembaga Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), yang bertujuan untuk meningkatkan produksi serta pemasaran kayu dan hasil hutan bukan kayu yang secara berkeadilan gender dapat meningkatkan penghidupan masyarakat.

Menurutnya, rekomendasi hasil penelitian Kanoppi2 selaras dengan visi daerah yakni sapta karya, khususnya dalam visi keempat. Adapun visi keempat adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam membangun industri pariwisata berbasis potensi daerah.

"Karena itu, kami sangat mendukung adanya wisata edukasi di Gunung Kidul. Dan untuk mengembangkannya kita juga buka investasi kepada pihak-pihak untuk membuat wisata edukasi di Gunung Kidul," katanya.

Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Bappeda Gunung Kidul Nurudin Araniri mengapresiasi proyek penelitian Kanoppi2 yang mulai beraktivitas di enam lokasi di Gunung Kidul sejak 2017. Keenam lokasi itu adalah Desa Katongan, Desa Kedungpoh, Desa Semin, Desa Pengkok, Desa Bejiharjo dan DAS Bribin.

"Karena pariwisata dan ekonomi kerakyatan adalah dua hal penting yang menjadi misi pembangunan kami menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera," katanya.