Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan bantuan air bersih untuk warga guna mengantisipasi kemungkinan terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih selama musim kemarau 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Purwono mengatakan bahwa kekurangan air bersih berisiko terjadi di daerah yang rawan mengalami kekeringan selama musim kemarau, utamanya di daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM Tirta Handayani.
"Kami di BPBD menyiapkan 400 tangki air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Untuk bantuan air bersih dari kecamatan disesuaikan dengan anggaran yang ada di kecamatan tersebut," kata Purwono di Gunung Kidul, Selasa.
Ia menjelaskan, BPBD rutin mengalokasikan anggaran untuk menyediakan bantuan air bersih selama musim kemarau dan jika alokasi anggaran rutin habis maka BPBD akan mengajukan permohonan menggunakan alokasi biaya tak terduga (BTT) untuk keperluan tersebut.
Namun demikian, pencairan BTT baru bisa dilakukan setelah penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan.
"Kami optimistis tahun ini anggaran untuk bantuan air bersih mencukupi meski anggarannya tak sebanyak tahun-tahun yang lalu, (apalagi) masyarakat saat ini sudah banyak yang dilayani oleh PDAM," kata Purwono.
BPBD Gunung Kidul memantau dan memetakan daerah-daerah yang rawan mengalami kekeringan selama musim kemarau.
Pipanisasi yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum secara masif di daerah yang dilalui Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) membantu mengurangi risiko kekurangan pasokan air bersih selama musim kemarau.
"Sumber mata air dari Bribin bisa untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk wilayah Gunung Kidul bagian timur dan bagian tengah," kata Purwono.
Menurut dia, hingga akhir Mei 2022 ketersediaan air diperkirakan masih aman karena warga masih bisa mendapatkan air dari sumber-sumber air yang ada, termasuk telaga.
Selain itu, ia mengatakan, warga masih bisa menampung air hujan di bak-bak penampungan untuk memenuhi kebutuhan air.
"Hujan masih turun di wilayah Gunung Kidul meski tidak merata, sehingga bisa dimanfaatkan warga," katanya.
Dia memperkirakan bantuan air bersih mulai dibutuhkan warga sekitar Juni 2022.
Berita Lainnya
Penerbangan AirAsia dan Batik Air dibatalkan akibat erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 19:26 Wib
Berkonsep masjid ramah lingkungan, Muhammadiyah hemat 30 persen air
Selasa, 30 April 2024 7:44 Wib
Pelaku industri promosikan jamu Indonesia ke pasar mancanegara
Minggu, 28 April 2024 6:10 Wib
Indonesia bantu Tunisia modifikasi cuaca
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
RI usung pendekatan budaya lokal terkait tata kelola air di WWF
Rabu, 24 April 2024 15:57 Wib
WWF ke-10 di Bali memberi manfaat ekonomi UMKM-pariwisata
Minggu, 21 April 2024 1:08 Wib
Indonesia menawarkan proyek air 9,6 miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 20:53 Wib
Sandiaga menawarkan "melukat" untuk 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
Sabtu, 20 April 2024 17:51 Wib